Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indef: It's a Win-Win Solution untuk Bank dan Nasabah

Indef: It's a Win-Win Solution untuk Bank dan Nasabah Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan rencana merger empat entitas keuangan syariah afiliasi BUMN, yang terdiri atas tiga bank umum syariah (Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah), dan satu unit usaha syariah (BTN Syariah), akan terjadi Februari 2021.

Kepala Cenfre of Islamic Banking, Economics and Finance (Cibef) Indef, Fauziah Rizki menyampaikan, rencana konsolidasi bank-bank syariah milik BUMN merupakan suatu hal yang positif bagi perbankan pelat merah tersebut dan tentunya juga bermanfaat untuk nasabah itu sendiri.

Sebab akan ada modal inti yang bersatu dan tentunya akan ada modal yang kuat untuk investasi IT, salah satunya transaksi online banking akan meningkat.

Baca Juga: Bank Syariah BUMN Merger, Sahamnya Harus Dikuasai Pemerintah

Baca Juga: RI Mendekat Lubang Resesi, Apa Siasat Erick Thohir?

"Supaya customer experience dalam bertransaksi online pakai mobile banking meningkat. Sudah menjadi rahasia umum kalau transaksi mobile banking di bank syariah belum sememuaskan transaksi mobile banking di bank konvensional," ujar Fauziah saat dihubungi, Selasa (11/8/2020).

Fauziah menjelaskan, khususnya di era pandemi Covid-19 seperti ini, tren penggunaan transaksi online sedang tinggi-tingginya karena ke depannya memang digitalisiasi ekonomi akan semakin tumbuh pesat

Dengan demikian, bank syariah harus mengambil kesempatan tersebut terutama dalam investasi dan inovasi yang masif dalam IT. Sehingga nasabah yang ada bisa semakin puas dengan pengalaman bertransaksi di mobile banking.

"Terlebih lagi akan lebih baik jika ada penambahan modal sehingga BUMN bank syariah yang terbentuk nanti bisa masuk ke bank buku IV. Dengan masuk buku IV, pengguna dompet online seperti GoPay, OVO, dana, dan lainnya yang selama ini menunggu-nunggu cabang syariah dari dompet online tersebut, misal GoPay Syariah, OVO Syariah, dan DANA Syariah," ujar Fauziah.

Dosen ekonomi syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia tersebut menilai, sudah terlalu lama bank-bank syariah BUMN berjalan sendiri-sendiri. Menurut Fauziah, proses merger ini harus segera cepat rampung.

"It's a win-win solution untuk bank dan nasabah," tutur Fauziah

Sementara dalam hal aset, per Maret 2020, hasil penggabungan empat entitas keuangan syariah ini akan menghasilkan aset sebesar Rp236 triliun (BSM Rp114 triliun, BNI Syariah Rp51 triliun, BRI Syariah Rp42 triliun, dan BTN UUS Rp28 triliun) atau mencakup 45% dari total aset industri perbankan syariah (BUS dan UUS).

Hal ini penting karena terkait PP 23/2020 tentang Pelaksanaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk Penanganan Pandemi Covid-19. Peraturan itu menyebutkan bahwa 15 bank dengan aset terbesar akan menjadi bank penyangga likuiditas.

Dalam hal ekuitas, per Maret 2020, modal (ekuitas) dari penggabungan empat entitas ini akan menghasilkan Rp24 triliun (BSM Rp9,6 triliun, BRI Syariah Rp5,1 triliun, BNI Syariah Rp5,1 triliun, dan BTN UUS Rp4,3 triliun). BUMN Syariah baru ini masih membutuhkan tambahan modal sekitar Rp6 triliun untuk menjadi Bank Buku IV (modal inti lebih dari Rp30 triliun).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: