Jadi, lanjut dia, kalau presiden dan wakil presiden adalah dua orang kuat yang secara elektoral memiliki legitimasi politik yang kuat, maka pemerintahannya akan menjadi kuat. Selain itu, Gerindra juga suara terbanyak kedua bersama PDIP dan Golkar.
Menanggapi isu tersebut, Gerindra tak enak hati. Partai kepala Garuda itu menyebut, isu itu seperti hendak mengadu domba Ma’ruf dengan Prabowo.
“Jangan ada narasi yang bisa adu domba Pak Prabowo dengan siapa pun, termasuk dengan Pak Wakil Presiden,” ujar Juru Bicara Partai Gerindra Habiburokhman, kemarin.
Sementara partai koalisi panas menanggapi isu tersebut. Wasekjen PPP, Achmad Baidowi menilai isu murahan itu dihembuskan untuk membuat kekacauan. “Lebih baik fokus bekerja untuk Indonesia ke depan dibanding meladeni isu nggak jelas, bikin kekacauan,” ujar Baidowi, kemarin.
Sementara itu, Ketua DPP PKB Daniel Johan menyebut hal itu tidak mungkin. Mengganti Wapres, katanya, tak semudah mengganti karyawan perusahaan. “Memangnya negara ini berjalan tanpa konstitusi, apa!” tegas Daniel.
“Pasti ada kelompok yang sedang bermain untuk membingungkan masyarakat,” tudingnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat