Toyota Motor Corporation atau umum dikenal dengan Toyota adalah pabrikan otomotif multinasional Jepang yang berkantor pusat di Toyota, Aichi, Jepang. Saat ini, Toyota merupakan pabrikan penghasil mobil terbesar di dunia.
Mungkin berlebihan jika melabeli Toyota sebagai perusahaan otomotif paling terkenal di dunia. Namun faktanya, Toyota memiliki pabrik di sebagian besar dunia, memproduksi atau merakit kendaraan untuk pasar lokal di Jepang, Australia, Bangladesh, India, Sri Lanka, Kanada, Indonesia, Polandia, Afrika Selatan, Turki, Kolombia, Inggris Raya, Amerika Serikat, Prancis, Brasil, Portugal, dan yang terbaru, Argentina, Republik Ceko, Meksiko, Malaysia, Thailand, Pakistan, Mesir, China, Vietnam, Venezuela, Filipina, dan Rusia.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Amazon, Ritel Daring Bernilai USD1,6 T
Di samping itu, Tesla mungkin baru-baru ini melampaui Toyota sebagai pembuat mobil paling berharga di dunia. Tetapi pabrik pembuat Camry dan Prius itu masih 10 kali lebih besar dari ukuran perusahaan Elon Musk dengan penjualan keseluruhan (275 miliar vs 25 miliar dolar AS) pada 2019.
Meskipun demikian, Volkswagen masih menjadi pabrik pembuat mobil nomor satu dunia diukur dari pendapatan totalnya, pada 2020. Namun dari segi penjualan, Toyota sukses menjual lebih dari 10 juta unit dalam setahun hingga 31 Maret 2020. Penjualan mengalami peningkatan di Eropa dan Jepang, sementara agak tenggelam di Amerika Utara dan Asia.
Pada 2020, Toyota menjadi perusahaan raksasa kesepuluh dunia, dinilai dari empat aspek yang ada, versi Fortune dalam Global 500-nya. Pendapatan keseluruhan yang dimiliki perusahaan ini mencapai lebih dari 275,3 dolar AS dalam setahun, dengan laba lebih dari 19 miliar dolar AS. Sedangkan, nilai perusahaan di pasar (market value) mencapai 192 miliar dolar AS. Dan, Toyota sendiri memiliki 359,542 karyawan yang tersebar di seluruh dunia.
Di sisi lain, pandemi Covid-19 yang mengguncang dunia turut memengaruhi pendapatan Toyota tahun 2020 ini. Kabarnya, perusahaan asal Jepang ini mengalami penurunan laba yang ditaksir hingga 80 persen.
Warta Ekonomi kali ini, Rabu (19/8/2020), berkesempatan membahas kisah perusahaan otomotif raksasa asal Jepang, dari awal mulanya hingga kini. Dengan mengutip dan mengolah sumber-sumber kredibel dan relevan, kami menyusunnya menjadi tulisan sebagai berikut.
Toyota mungkin tampak seperti perusahaan otomotif yang cukup baru di Jepang, tetapi sejarahnya sudah ada sejak lebih dari tujuh puluh lima tahun yang lalu. Ada banyak fakta mengejutkan tentang sejarah Toyota, tak terkecuali namanya sendiri.
Sakichi Toyoda lahir pada 14 Februari 1867 di desa Yamaguchi (sekarang bagian dari kota Kosai) di Prefektur Shizuoka. Sakichi Toyoda mulai menciptakan desain inovatif untuk mesin tekstil tenun dalam usia 30 tahun. Ini kemudian mengantarnya mendirikan cikal bakal perakitan Toyota, yakni Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. pada November 1926.
Umumnya, industri otomotif lain menggunakan nama pendirinya sebagai merek dagang, seperti Honda yang didirikan Soichiro Honda, Daimler-Benz (Gottlieb Daimler dan Karl Benz), dan pada Ford (Henry Ford). Nama Toyoda tidak dipakai untuk nama perusahaan raksasa Jepang ini. Perubahan nama dari Toyoda menjadi Toyota dimaksudkan agar enak didengar dan lebih mudah diucapkan.
Pada awalnya, sebagian perusahaan Toyota didukung oleh pemerintah Jepang karena digunakan untuk menciptakan kendaraan militer. Selanjutnya, putra Toyoda, Kiichiro Toyoda, mengambil kendali operasi mobil setelah Jepang menghentikan hampir semua impor pada 1936.
Namun sebelumnya pada 1934, Toyota sudah lebih dulu menciptakan dan memproduksi mesin pertama untuk mobil. Dua tahun setelahnya, kendaraan pertama yang ia produksi memiliki dua silinder. Adalah sebuah mobil sedan dengan model Toyoda AA, dirilis pada 1936.
Desain itu kemudian segera digantikan oleh kendaraan yang meniru desain Chevrolet 65 hp straight-six dengan beberapa fitur yang berasal dari Chrysler Airflow. Namun, dua tahun kemudian pada 1937, perusahaan tersebut bubar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: