Kabar mengejutkan datang dari Korea Utara, sebuah isu berhembus mengenai kondisi kesehatan pemimpin mereka, Kim Jong-un.
Negara Korea Utara mungkin saat ini berada di ambang bencana di tengah klaim pemimpin sang pemimpin tertinggi, Kim Jong-un dalam keadaan koma.
Baca Juga: Gegara Lagu BTS, 3 Tentara Korut Kena Hukuman Kerja Paksa
Seorang mantan asisten mendiang presiden Korea Selatan Kim Dae-jung, Chang Song-min mengklaim Kim sedang koma dan konfirmasi bahwa saudara perempuannya, Kim Yo-jong telah diberi kekuasaan untuk memerintah.
"Saya menilai dia sedang koma, tapi hidupnya belum berakhir. "Struktur suksesi lengkap belum terbentuk, jadi Kim Yo-jong dikedepankan karena kekosongan tidak dapat dipertahankan untuk waktu yang lama," ujar Chang Song- min, dikutip dari laman Express.
Kim Jong-un hanya terlihat beberapa kali tahun ini dan spekulasi bermunculan mengenai kabar kematiannya.
Pada awalnya isu kematian Kim Jong-un muncul, pemimpin Korea Utara itu dikabarkan 'gagal' operasi jantung saat memasang stent.
Ia juga dikabarkan jatuh sakit dengan kondisi kritis bahkan operasi jantung yang dijalaninya diisukan telah membunuhnya.
Namun, kemudian desas-desus itu dibantah ketika Kim Jong-un terlihat di upcara pembukaan pabrik pupuk di Suchon, sebelah utara Ibu Kota Pyongyang, Korea Utara.
Tetapi jika kabar itu benara, dan Kim tak lagi berada di posisi sebagai pemimpin negara tertutup itu, maka hal itu bisa berarti sebagai bencana bagi rakyatnya.
Penulis buku 'My Favourite Dictators', Chris Mikul menyatakan Kim Jong-un mungkin adalah pemimpin 'paling baik hati' dalam memerintah di negeri tertutup tersebut, meskipun ia adalah 'diktaktor brutal'.
"Meskipun tidak ada yang suka melihat kesuksesan lanjutan dari seorang diktator yang brutal, jika Kim Jong-un benar-benar meninggal … itu belum tentu akan menjadi hal yang baik bagi dunia," ujar Mikul.
Ia tahu Korea Utara memiliki senjata nuklir, yang membuatnya menjadi paling sukses karena telah suskses mencapai tujuan yang diinginkan sejak tahun 60-an.
"Mereka tahu senjata nuklir adalah polis asuransi yang akan membuat rezim berkuasa selamanya dan dia melakukannya - tapi dia tidak akan menarik pelatuknya karena itu akan berakhir dengan kehancuran Korea Utara," tuturnya.
Ia juga percaya jika Kim meninggal, rezim akan runtuh dalam peristiwa bencana bagi pencucuk dan itu bisa memicu bunuh diri massal karena warga Korea Utara menyadari betapa mereka telah dibohongi.
Kabar kondisi kesehatan Kim Jong-un tidak hanya dibicarakan saat ini saja, dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, pemimpin Korea Utara itu sempat dikabarkan tidak dalam keadaan sehat.
Salah seorang penulis yang berbasis di Amerika Serikat mengatakan kondisi kesehatan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jon-un yang sedang tidak baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: