Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Medan Magnet di Atlantik Selatan Melemah, Dampaknya...

Medan Magnet di Atlantik Selatan Melemah, Dampaknya... Kredit Foto: Unsplash/Moran
Warta Ekonomi -

Ilmuwan Badan Antariksa AS (NASA) menyelidiki melemahnya medan magnet Bumi. Melemahnya medan magnet Bumi diduga disebabkan oleh adanya anomali di Samudra Atlantik Selatan atau South Atlantic Anomaly (SAA).

Ilmuwan mencatat ada pelemahan medan magnet di Amerika Selatan dan Samudra Atlantik bagian selatan. Medan magnet bumi bertindak seperti perisai pelindung di sekitar planet, mengusir, dan menjebak partikel bermuatan dari Matahari.

Baca Juga: NASA Peringatkan Bumi Akan Alami Bencana, Penyebabnya...

Dengan melemahnya medan manget Bumi, apakah ini berbahaya? Dilansir dari website NASA, meskipun SAA muncul dari proses di dalam Bumi, namun memiliki efek yang menjangkau jauh di luar permukaan Bumi. Wilayah ini bisa berbahaya bagi satelit orbit rendah Bumi yang melewatinya.

Jika satelit dihantam oleh proton berenergi tinggi, satelit dapat mengalami korsleting dan menyebabkan peristiwa yang disebut gangguan peristiwa tunggal atau SEU. Hal ini dapat menyebabkan fungsi satelit mengalami gangguan sementara. Ada juga kemungkinan terjadinya kerusakan permanen jika komponen kunci terkena.

Untuk menghindari kehilangan instrumen atau seluruh satelit, operator biasanya mematikan komponen yang tidak penting saat melewati SAA.

Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang berada di orbit rendah Bumi, juga melewati SAA. ISS terlindungi dengan baik. Astronot aman dari bahaya saat berada di dalam. Namun, ISS memiliki 'penumpang lain' yang terpengaruh oleh tingkat radiasi yang lebih tinggi. Penumpang yang terpengaruh itu berupa instrumen seperti misi Investigasi Dinamika Ekosistem Global, atau GEDI. Instrumen ini mengumpulkan data dari berbagai posisi di luar ISS.

"SAA menyebabkan gangguan pada detektor GEDI dan menyetel ulang papan daya instrumen sekitar sebulan sekali," kata Bryan Blair, wakil peneliti utama dan ilmuwan instrumen misi, dan ilmuwan instrumen lidar di Goddard.

"Peristiwa ini tidak membahayakan GEDI. Blip detektor jarang terjadi dibandingkan dengan jumlah tembakan laser, sekitar satu blip dalam sejuta tembakan dan peristiwa garis ulang menyebabkan beberapa jam data hilang, tetapi itu hanya terjadi setiap bulan atau lebih," kata Blair.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: