Namun, sambungnya, resesi ekonomi terjadi jika indeks nilai prosentase pertumbuhan ekonomi mengalami indeks minus.
Nilai itu didasarkan pada indeks minus dari pertumbuhan ekonomi yang nilainya lebih kecil dari kwartal sebelumnya.
“Mungkin jika indeks pertumbuhan ekonomi kwartal II itu minus (-) 5,32 persen dan kemudian indeks minus makin tinggi itu baru disebut resesi,” sambungnya.
Sambungnya, di kuartal III nanti, banyak prediksi menyebut bahwa ekonomi akan tumbuh 2 hingga 4 persen.
Artinya ada pertumbuhan ekonomi, hal ini menjadi sebuah optimisme bahwa perekonomian kita di era Covid-19 mulai menunjukan harapan untuk bangkit.
“Jadi sudah benar kata Pak Menko Perekonomian dong. Daripada omongan Faisal Basri sang ekonom itu," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil