Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasihan, Puan Setitik Rusak Restoran Padang

Kasihan, Puan Setitik Rusak Restoran Padang Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pernyataan Ketua DPR Puan Maharani yang dinilai menyinggung masyarakat Sumatera Barat atau Sumbar dan dibela elite PDIP jadi perhatian pengamat politik Rocky Gerung. Rocky menyampaikan ucapan Puan memunculkan kejengkelan kelompok rakyat terhadap kekuasaan.

Dia mengatakan Puan direpresentasikan sebagai paket kekuasaan oleh pihak yang jengkel. Ucapan Puan yang dicap menyinggung rakyat Sumbar hanya sebagai akumulasi saja.  

"Sinisme terhadap Istana sebetulnya yang direalisasikan melalui ucapan Puan. Jadi, sekali lagi ini akumulasi aja," kata Rocky dalam akun YouTube Rocky Gerung Official yang dikutip pada Senin (7/9/2020).

Baca Juga: Masih Diributkan, Pakar Analisis Ucapan Puan: Maknanya Dalam

Baca Juga: Setop Politisasi, Ucapan Mbak Puan Selesaikan dengan Dialog Damai

Meski Rocky menilai Puan sebenarnya tak bermaksud menyinggung Sumbar. Ia kasihan terhadap putri Megawati Soekarnoputri itu karena tak layak dapat hukuman cibiran sosial lantaran ucapannya itu.

Namun, karena Puan bagian dari kekuasaan, maka ada kelompok yang jengkel terus membalas pernyataannya. Ia bilang posisi Puan lemah karena ucapannya itu.

"Karena dia mungkin sekali, kurang bijak mengucapkan itu. Saya kira dia enggak maksud menghina. Namun demikian, susah untuk kita hambat arus yang menganggap bahwa Puan, Mega, Jokowi, PDIP adalah satu paket," jelas Rocky.

Dengan polemik Puan ini, menurut Rocky, yang rugi justru PDIP. Ia mengibaratkan ucapan Ketua DPP PDIP itu seperti setitik yang merusak restoran masakan Padang.

"Dan, itu mengakibatkan Puan setitik merusak meja makan di restoran Padang. Tertuang sedikit air lalu nasinya jadi becek. Ya, tentu PDIP yang paling rugi," tutur Rocky.

Pun, Rocky juga menyinggung PDIP yang tegak membela Puan. Menurutnya, pernyataan elite PDIP dinilai tak menyelesaikan persoalan.

"Yang saya kira justru konyol PDIP kemudian berbaris tegak membela Puan. Padahal, ini bukan bela membela. Ini soal rasa batin manusia Padang. Dan, ini tak bisa dibela pernyataan. Ini semesti dengan kerelaan mengakui cari cara untuk berdamai," ujarnya.

Sebelumnya, pernyataan Puan disorot ketika memberikan rekomendasi ke pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Mulyadi-Ali Mukhni. Saat itu, ia berharap Sumbar jadi provinsi yang dukung Pancasila.

"Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila," ujar Puan dalam acara tersebut.

Pernyataan Puan memantik air keruh dan dapat cibiran karena dinilai menyinggung masyarakat ranah Minang. Imbasnya seperti bakal cagub Mulyani yang mengembalikan dukungan PDIP untuk Pilgub Sumbar.

Pembelaan PDIP

Namun, sejumlah elite PDIP memberikan pembelaan terhadap Puan. Salah satunya disuarakan politikus PDIP Arteria Dahlan.

Arteria menyebut seharusnya orang Minang bangga terhadap Puan Maharani. Alasannya, Puan selaku Ketua DPR RI perempuan pertama yang memiliki darah keturunan Minang.

"Harusnya orang Minang, menjaga Puan, beliau aset dan sekaligus kebanggaan orang Minang. Harus kita jaga. Kan harusnya orang Minang bangga, khususnya perempuan Minang bangga, punya Ketua DPR pertama kalinya yang perempuan, dan perempuan Minang pula," kata Arteria dalam keterangan resminya, Jumat (4/9/2020).

Dia menyebut tak ada maksud Puan menyinggung rakyat Minang. Menurut dia, Puan adalah figur yang punya darah Minang yang kental dari kedua orang tuanya.

Contohnya seperti Ayah Puan, Taufiq Kiemas yang punya gelar Datuk Basa Batuah dari Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Demikian juga Nenek Puan, Fatmawati yang memiliki darah minang bergelar Puti Reno Nilam.

"Jadi dalam diri, tubuh dan pemikiran Puan, baik langsung maupun tak langsung mewarnai hidup dan kehidupan beliau," ujar anggota DPR itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: