Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis Militer Temukan Kelemahan Pasukan Raksasa China

Analis Militer Temukan Kelemahan Pasukan Raksasa China Kredit Foto: Reuters/Damir Sagolj

Pasukan AS

Pada Perang Dunia II, AS juga tidak memiliki pengalaman perang seperti rekan-rekan Eropa mereka yang sudah melalui berbagai perang termasuk Perang Dunia I. Tapi saat itu AS sudah memiliki sumber daya, semangat perang, dan dasar institusional seperti pelatihan, pendidikan dan kapasitas untuk memperbaiki diri.

Hingga mereka dengan cepat bangkit setelah mengalami kekalahan dari pasukan Jerman di Kasserine Pass, Afrika Utara pada 1943. Sebaliknya pada perang Teluk tahun 1991 militer Irak sudah berpengalaman setelah bertempur selama delapan tahun dengan Iran. Tapi persenjataan, doktrin dan institusi mereka tidak memadai.

Pengalaman koalisi yang dipimpin AS tidak sebanyak pasukan Irak, tapi mereka justru memenangkan perang. Dengan senjata, pelatihan, dan kesiapan sisa perang dingin yang dimiliki AS. Irak tidak dapat berbuat banyak.

Pasukan AS saat ini memiliki pengalaman tempur paling banyak dibandingkan angkatan bersenjata lainnya di seluruh dunia. Militer AS sudah berperang selama bertahun-tahun di Irak, Afghanistan dan wilayah-wilayah lain. Perang-perang tersebut tentu berbeda bila AS berperang dengan Cina.

Intensitas pertempuran di perang-perang tersebut masih rendah bila di AS bertempur dengan Cina. Lawan-lawan AS di perang-perang sebelumnya juga tidak memiliki persenjataan dan peralatan secanggih Cina saat ini. Sehingga hasilnya pun masih bisa diperdebatkan.

"Di level strategis, perang antara pasukan China dan AS tampaknya akan melibatkan pertempuran intensitas tinggi yang tidak pernah dialami kedua belah pihak, hasil bentrokan pertama dapat berjalan sebaliknya, dengan persiapan dan rencana dan kondisi yang ideal, China mungkin dapat memenangkan pertempuran pertama," kata Heath.

Namun menurut Heath pertempuran pertama tidak akan mengakhiri perang. AS dapat memanfaatkan kemampuan mereka dalam beradaptasi dan meningkatkan performa mereka dalam pertempuran berikutnya.

"Sama ketika mereka maju lagi setelah terpukul di Kasserine Pass untuk mengalahkan Jerman," tambah Heath. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: