Startup Story: RoomMe, Sudah Gandeng 10 Ribu Indekos di 12 Kota
Indekos jadi salah satu konsep penyewaan kamar pribadi yang populer, baik itu di kalangan mahasiswa maupun pekerja. Melihat tren itu, ada sekelompok orang yang akhirnya merintis startup yang menghubungkan pemilik indekos dengan para calon penyewa.
Nama startup itu RoomMe, berdiri pada 2017 berkat Glen Ramersan, Arifin Daniel, Eric Arifin, dan tim. Lewat RoomMe, mereka bertujuan menyederhanakan pengalaman indekos bagi pemilik properti dan penyewa.
"Indekos adalah kebutuhan. Namun, sangat sedikit inovasi dan standardisasi layanan di segmen ini, membuat sulitnya menemukan indekos yang tepat dan mengelola bangunan indekos," jelas Co-Founcer RoomMe, Glen Ramersan, dilansir dari KrAsia, Kamis (10/9/2020).
Baca Juga: Sanksi Baru Amerika ke Huawei Ancam Raksasa Teknologi di 3 Negara
Baca Juga: Tiap Upload di Instagram, Prilly Latuconsina Bisa Raup Rp114 Juta
Kepada penyewa, RoomMe menyediakan layanan pencarian indekos di situs dan aplikasi. Dengan begitu, mereka bisa mengajukan pertanyaan, menjadwalkan kunjungan, dan melakukan pembayaran uang muka secara daring. Jika sudah resmi menempati indekos itu, penyewa juga bisa melaporkan keluhan lewat aplikasi.
Sementara untuk pemilik indekos, RoomMe memberi dua produk utama; situs dan aplikasi RoomMe untuk mengelola operasional indekos. Dari pemeliharaan, dukungan pelanggan, sampai pengumpulan iuran bulanan. "Kami menawarkan keandalan," ujar Glen.
Tak cuma itu, startup itu juga merilis aplikasi kedua bernama sistem operasi RoomMe yang berbasis cloud; menyediakan data real-time dari tiap proses operasional kepada pemilik indekos.
Glen menambahkan, "beberapa dari pemilik indekos tak punya karyawan untuk mengelola properti, ada pula yang punya tim tapi tak memiliki keterampilan yang tepat. Karena itu, kami sediakan layanan yang mencakup pengadaan dan pelatihan karyawan."
Baca Juga: Startup Story: Janji Jiwa, Kopi yang Terjual Jutaan Gelas/Bulan
Baca Juga: Startup Story: PasarPolis Dapat Modal Rp800 M, Dipakai Buat Apa?
RoomMe sendiri sudah berhasil mendata 10 ribu kamar indekos di 12 kota. Sementara itu, saingannya, KoolKost milik RedDoorz memulai dengan 100 properti pada Januari 2020; sedangkan Oyo mengklaim punya 2.500 kamar indekos di delapan kota.
"Dari 10 ribu kamar indekos di platform RoomMe, sekitar 70%-nya sudah memiliki penyewa," imbuh Glen.
Ia mengaku, tingkat okupansi indekos RoomMe bisa tinggi karena perusahaan punya pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan budaya penyewa indekos di Indonesia.
Dari segi pendanaan, RoomMe telah mengumpulkan modal dari putaran Seri A pada Oktober 2019, dari Base Capital yang mendapat dukungan Ant Financial dan Vertex Ventures Singapura. Startup itu mengaku tak terburu-buru menggalang dana baru saat ini.
Ke depannya, RoomMe menargetkan untuk memperluas operasional ke lebih banyak kota di Tanah Air--setelah pandemi COVID-19 berakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: