Dalam survei itu dikatakan, sebanyak 19 persen warga kota Bogor masih percaya akan teori konspirasi. Namun, untungnya sebanyak 29 persen dari responden tersebut mengaku tidak percaya.
"Lanjut lagi 50 persen warga bingung, bisa iya, bisa enggak tentang teori konspirasi. 90 persen terpapar ekonominya, dan 40 persen kehilangan mata pekerjaannya," ujarnya.
Bima melanjutkan, survei tersebut membuktikan bahwasanya masyarakat masih memiliki tingkat edukasi yang rendah. Selain itu, ekonomi masyarakat benar-benar terdampak terjadinya pandemi ini.
"Jadi poinnya adalah, satu dampak ekonomi demikian dahsyat dan kedua tingkat edukasi warga rendah sekali. Persepsi resiko ancaman Covid-19 itu kan rendah sekali. Ini bahaya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil