Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalankan PSBB Total, Airlangga ke Anies Baswedan: Jangan Overdosis!

Jalankan PSBB Total, Airlangga ke Anies Baswedan: Jangan Overdosis! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak lagi salah mengambil dosis dalam menghadapi pandemi Covid-19. Sebab, hal itu bisa mengguncang fundamental ekonomi RI di tengah pandemi saat ini.

Menurut dia, pernyataan Anies yang kembali melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total, sebagaimana pada Maret 2020, dinilai overdosis obat dalam menghadapi kenaikan tingkat positif pasien Covid-19.

Baca Juga: Alhamdulillah! Anies Pastikan: Sampai Akhir Tahun 2020, Masyarakat Akan Terima....

"Sehingga kita tidak mengambil langkah-langkah yang katakanlah overdosis, dampaknya Jakarta bukan sebuah kota, Jakarta bukan hanya mencerminkan 20 persen, tapi pusat saraf perekonomian nasional. Sehingga apa yang diambil merefleksikan kebijakan nasional," kata Airlangga secara virtual, Minggu (13/9/2020).

Padahal, Airlangga menekankan, berdasarkan data ada, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jakarta tinggi melampaui tingkat kesembuhan nasional. Bahkan, tingkat fatality rate atau kematian dari pasien yang terpapar virus jauh lebih kecil dibanding nasional.

"Tingkat kesembuhan lebih tinggi dari nasional. Kalau nasional 71,4 persen, Jakarta 75,2 persen. Kemudian kalau bicara nasional fatality rate di atas 4 persen nah Jakarta ini 2,7 persen. Jadi artinya, tingkat fatality rate-nya lebih rendah dari nasional," tegas Airlangga yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Ketimbang menjalankan kembali PSBB total, Airlangga menyatakan yang perlu dilakukan Anies adalah melakukan manajemen mikro terhadap kebijakan-kebijakannya yang diambil dalam mengendalikan wabah Covid-19, yang kembali mencuat di DKI beberapa hari terakhir.

Misalnya, kata Airlangga, kebijakan ganjil-genap yang menyebabkan tingkat penyebaran Covid-19 di moda transportasi massal meningkat drastis. Begitu juga dengan tempat pembukaan pusat-pusat hiburan, hingga hari bebas kendaraan atau car free day yang terlalu padat.

"Ini yang harus dilihat satu per satu dan itu secara mikro, itu yang dilakukan Jawa Barat. Jawa Tengah tidak PSBB sehingga mikro manajemen jadi penting jadi kita tahu sumbernya kenapanya sehingga kita tidak mengambil langkah-langkah yang katakanlah overdosis," ucap Airlangga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: