Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan resmi menerapakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat di Ibu Kota, mulai 14 September kemarin.
Terkait itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyebut dampak PSBB ini akan lebih butuk jika dibanding PSBB tahap awal dari segi ekonomi.
Bahkan, para pengusaha akan kembali ditekan dengan cashflow yang kian menipis. Baca Juga: Orang Demokrat ke Anies: Nies, Rem Darurat yang Kau Tarik Itu Blong!
"Karena saat ini modal kerja perusahahaan menipis setelah PSBB pertama kemarin. Ini sebetulnya tahap pemulihan. Kalo seperti ini nantinya terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja) kondisi yang makin drop lagi. Minus pertumbuhan ekonomi, kita harus bisa maklumi bersama," katanya, Senin (14/9/2020).
Lanjutnya, ia menyebut dalam kondisi seperti ini, bisnis perusahaan makin menurut, tidak mungkin dapat menanggung biaya beban karyawan. Baca Juga: Pengusaha Melawan Anies: Ancaman PHK Tak Terhindari Pak Gubernur
Termasuk, berpotensi karyawan tetap dilepas namun bukan dengan pesangon melainkan pada karyawan kontrak dengan perjanjian kontak tertentu atau kontrak yang habis namun tidak diperpanjang.
"Waktu masuk transisi, sudah mulai geliat pemulihan sehingga sudah berjalan. Kita mulai bayar karyawan kita, artinya karyawan punya daya beli lagi. Kalau ditutup lagi, hilang daya beli, ini akan berkepanjangan juga. PSBB berapa lama kita ngga tau kondisi ke depan," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil