Di Bawah Komando Suga, Hubungan RI-Jepang Diramal Makin Mesra
Presiden partai berkuasa Jepang, Yoshihide Suga akhirnya resmi menjadi Perdana Menteri (PM) Jepang. Politisi berusia 71 tahun itu berkomitmen tak mau mengotak-atik kebijakan pendahulunya.
Suga menggantikan Shinzo Abe yang mengundurkan diri karena sakit. Sementara posisi Sekretaris Kabinet (posisi senior setelah perdana menteri) yang ditinggal- kannya, kini ditempati Menteri Kesehatan Katsunobu Kato.
Baca Juga: Kemudi Pemerintahan Jepang Resmi Dinakhodai Yoshihide Suga
Di awal kepemimpinannya, bos Partai Demokrat Liberal (LDP) itu menghadapi banyak tantangan. Selain memulihkan perekonomian di tengah pandemi Covid-19, Suga juga menghadapi tantangan demografi Negeri Sakura yang sepertiga penduduknya adalah warga berusia di atas 65 tahun.
Agenda pemerintahan di bawah kepemimpinan Suga diprediksi tidak akan jauh beda dibanding pada masa Abe. Apalagi, Suga telah berjanji tidak mau mengotak-atik agenda pemerintahan sebelumnya. Termasuk, program reformasi ekonomi Abenomics.
“Pemilihan Suga menjamin kontinuitas dalam semua inisiatif kebijakan utama yang dilun- curkan oleh Shinzo Abe,” kata Yuki Tatsumi, Direktur Program Jepang Stimson Center yang berbasis di Washington, kepada BBC, Rabu (16/9/2020).
Yuki menilai, tantangan terbesar Suga, adalah bagaimana ia dapat merepresentasikan diri sebagai wajah pemerintahan Jepang.
Sebab, meski kemampuannya sebagai tangan kanan Abe sudah teruji, tapi kemampuannya untuk memimpin negara masih belum teruji sepenuhnya. Terutama, di bidang kebijakan luar negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: