Ekonom Faisal Basri mengeritik anggaran untuk penanganan Covid-19 di 2020 yang disusun oleh Kementerian Keuangan.
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo menanggapi kritik yang diungkapkan ekonom Faisal Basri terkait anggaran penanganan Covid-19 yang dinilainya menurun.
"Sekali lagi, terima kasih atas masukan dan kritik Bang FS (Faisal Basri red.) RAPBN 2021 tidak disusun di ruang hampa, ada pijakan," katanya dalam akun Twitternya @prastow.
Baca Juga: Kelewat Optimis Indonesia Terhindar dari Resesi, Sisa Waktu Jokowi Tinggal 10 Hari Lagi
Baca Juga: Ngeri! Bandingkan dengan Krisis Global 2008-2009, Sri Mulyani: Dampak Covid-19 Sangat Kompleks
Dalam keterangannya, alokasi anggaran itu setara 6,2 persen Produk Domestik Bruto (PDB) atau berada di mandat UU sebesar 5 persen.
Sebelumnya, adapun anggaran yang turun merupakan alokasi belanja non-kementerian dan lembaga.
Sedangkan anggaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) naik dari Rp78,5 triliun menjadi Rp84 triliun di 2021.
"Apa maknanya? Cukup jelas. Keberpihakan semakin kuat, tercermin anggaran rutin @KemenkesRI 2021 naik. Tapi kok anggaran kesehatan turun? Iya, alokasi stimulus turun seiring telah tersedianya sarana/prasarana kesehatan di tahun 2020 yang tetap dapat digunakan di 2021," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: