Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: AXA, Jalan Panjang Taipan Asuransi yang Lagi Melejit

Kisah Perusahaan Raksasa: AXA, Jalan Panjang Taipan Asuransi yang Lagi Melejit Logo perusahaan asuransi AXA. | Kredit Foto: Reuters/Jacky Naegelen

Meskipun pembelian Drouot dan Presence merupakan poin penting dalam perkembangan AXA, kudeta terakhir AXA tetap menjadi yang paling terkenal. Ini dimulai pada 1988 ketika Bernard Pagezy, ketua perusahaan induk la Compagnie du Midi, termasuk AGP (Assurances du Groupe de Paris), datang untuk menemui Claude Bebear. 

Terancam akan diserap oleh perusahaan asuransi Italia Generali, Pagezy meminta perlindungan kepada AXA. Dia mengusulkan untuk memberikan kepentingan asuransi Bebear sebagai imbalan atas partisipasi dan perlindungan. 

Pertemuan bahagia ini tidak berlangsung lama, dan kolaborasi tersebut segera berubah menjadi pertengkaran. Mimpi buruk menimpa saat AXA mulai serius memikirkan untuk membeli du Midi. 

Melalui proses rapat umum Februari 1989, Bebear yang dibantu oleh Generali, perusahaan yang sama yang ditakuti Midi, akhirnya berhasil menguasai 100 persen la Compagnie du Midi. Setelah beberapa saat sebagai AXA-Midi, nama perusahaan dikembalikan ke AXA.

Dengan mengakuisisi Midi, AXA tidak hanya mengambil alih sebuah perusahaan induk besar tetapi sekarang sebagai hasilnya juga mengendalikan jaringan internasional Midi yang sangat besar. Compagnie du Midi memiliki kehadiran yang signifikan di luar negeri, terutama di Inggris. 

1986 | AXA

Pada 1982, perusahaan itu menguasai London & Hull, sebuah perusahaan asuransi penerbangan, kelautan, dan industri. Lima tahun kemudian, ia membeli Equity & Law asuransi jiwa. Kepentingannya di Inggris Raya saja mencapai omset pada 1988 sebesar 5,5 juta franc.

Pada Februari 1989, AXA memiliki 42 perusahaan, 4.000 agen umum dan 16.000aryawan. Omzet perusahaan saat itu juga mencapai 45 juta franc. Di Prancis, struktur AXA melindunginya dari segala ancaman pengambilalihan yang tidak bersahabat berkat perusahaan bersama yang mengendalikan grup. 

Tahun 1990-an ditandai dengan langkah restrukturisasi yang mempengaruhi operasi di Prancis. Alih-alih menggunakan sistem tradisional, yang setiap perusahaan memiliki agen umum, pialang asuransi, dan organisasi penjualan lainnya sendiri Claude Bebear justru memilih organisasi horizontal dengan menggabungkan semua perusahaan grupnya menjadi tiga unit. Masing-masing darinya memiliki jaringan distribusinya sendiri. 

Hasilnya adalah spesialisasi dalam tiga bidang: Asuransi AXA yang mencakup agen umum, Uni Eropa yang terdiri dari pialang asuransi, dan Franklin Assurance yang mencakup operasi ritel lainnya. Bebear yakin akan efisiensi sistemnya dan relevansinya dengan pasar. 

Pada 1990, sebesar 27 persen dari premi nasabah yang terkumpul dicapai di Prancis. AXA kemudian mapan di Eropa namun tidak hadir di pasar terbesar dunia, yakni AS.

AXA baru menginjakkan kaki di AS sejak 1991 dengan mengakuisisi saham mayoritas di American Equitable. Ini dilakukan setelah AXA gagal membeli Farmers pada 1990. The Equitable saat itu adalah perusahaan asuransi jiwa utama yang direkapitalisasi AXA dan berganti nama menjadi AXA Equitable pada 1997. 

Pada 1995, pejabat di National Mutual Life Insurance Company, perusahaan asuransi jiwa di Australia dan Hong Kong, menghubungi Claude Bebear. Mereka ternyata ingin segera dibantu dalam proses demutualisasi. Selain itu mereka juga mengajukan rencana pemulihan yang identik dengan yang dicapai dengan The Equitable. 

1986 | AXA

Di bawah Bebear, kesepakatan tercapai. Ini memungkinkan AXA untuk merekapitalisasi perusahaan dan mengambil kendali.  Raksasa asuransi tersebut kemudian diperkenalkan di Asia dan Oceania, terutama karena AXA Life mulai beroperasi di Jepang pada 1995. 

Tahun 1996 merupakan titik balik utama bagi grup AXA yang meluncurkan tawaran pengambilalihan UAP, perusahaan asuransi Prancis pertama. Tawaran pertukaran telah ditandatangani, menjadikan AXA sebagai perusahaan asuransi nomor satu di Prancis dan di seluruh dunia saat itu. Pengambilalihan UAP juga memungkinkannya untuk mengkonsolidasikan kehadirannya di negara lain. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: