Lewat sejarah, misalnya fase pergerakan nasional, peserta didik bisa mengetahui dan terinspirasi bahwa negara ini dimerdekakan oleh para pendiri bangsa yang sudah berjuang sejak usianya masih muda.
"Lewat mapel Sejarah, kita juga ingin peserta didik yang generasi muda ini meneladani tokoh-tokoh pergerakan nasional dan menjadikannya inspirasi. Tokoh seperti Bung Hatta misalnya, adalah sumber inspirasi jika kita ingin menguatkan karakter anak jadi pribadi yang religius, jujur, berani, sederhana, disiplin, kerja keras, toleran, dan paham nilai-nilai demokrasi," ujarnya.
Peserta didik diarahkan untuk meresapi perjalanan besar Bung Hatta dalam memperjuangkan republik ini yang dimulai sejak memimpin Perhimpunan Indonesia (PI) ketika usianya baru saja mencapai 21 tahun serta memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional di Prancis di usia yang terbilang muda, yaitu 23 tahun, dan pada 1926 sudah mulai memperkenalkan nama Indonesia ke dunia.
"Sangat banyak inspirasi dari mapel Sejarah yang bisa kita jadikan salah satu dasar untuk pendidikan karakter. Sejarah juga sesungguhnya sangat efektif mengasah daya berpikir kronologis, kritis, dan kreatif. Dalam mempelajari sejarah, peserta didik diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan kemampuan mencari, mengolah, mengemas, dan mengomunikasikan informasi. Ini saya rasa kemampuan yang wajib dimiliki anak-anak kita untuk menatap masa depannya," pungkas Fahira.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: