Dibayangi Kemiskinan, Eks Presiden Timor Leste Tulis Bank BUMN Indonesia Matikan Ekonomi Negaranya
Timor Leste hingga kini selalu dibayang-bayangi kemiskinan. Tercatat, Timor Leste berada pada urutan ke-152 dari 162 negara termiskin di dunia.
Survey MPI 2020 pun menunjukkan bahwa Timor Leste memiliki nilai kemiskinan sebanyak 0,210 atau 45,8 persen.
Baca Juga: Mantan Menhan Timor Leste Keras Balas Sindiran Orang Indonesia
Kondisi pun semakin diperparah dengan adanya Covid-19, yang mematikan perekonomian di banyak negara, termasuk Timor Leste.
Akibatnya, banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan tak mampu membayar kredit perbankan.
Untuk itu, mantan Presiden Timor Leste, Ramos Horta meluapkan murkanya pada Banco Central Timor-Leste (BCTL) atau Bank Sentral Timor Leste.
Ramos Horta menulis sendiri opininya tentang kondisi perekonomian Timor Leste saat ini. Berikut kutipan opini tulisan Ramos Horta.
"Sungguh mengherankan (atau tidak) bagaimana Pemerintah dan Bank Sentral bungkam terhadap bunga-bunga kejam yang dibebankan oleh cabang-cabang bank asing, yakni BNU/CGS, MANDIRI, BRI DAN ANZ BANK, yang rata-rata mencapai 16 persen atau lebih.
Pada tahun 2019, cabang-cabang dari bank asing yang disebutkan di atas mengambil simpanan hampir 1 miliar dolar AS.
Sebuah pertanyaan yang harus ditanyakan dan harus dijawab, mengapa bank asing yang memberikan pinjaman paling sedikit dan memberikan pinjaman dengan bunga mematikan adalah pilihan BCTL (dan banyak lembaga publik) yang disukai untuk menyimpan dolar negara kita?
Apakah simpanan ini disimpan di Timor Leste atau digunakan untuk mendanai dan memperoleh bunga di luar negeri untuk bank asing ini?
Saya telah terlibat dengan ratusan pemimpin global yang menyerukan penghapusan hutang negara-negara Dunia Ketiga. Kami dari Dunia Ketiga adalah korban pandemi kesehatan masyarakat dan kehancuran ekonomi global yang bukan sama sekali menjadi tanggung jawab kami.
Dan apakah kita diharus terus membayar kepentingan skandal yang dikenakan oleh pemberi pinjaman?.
Tetapi di negara saya sendiri, para pemimpin nasional belum mengatakan sepatah kata pun tentang suku bunga tinggi yang memalukan atau mengambil langkah-langkah untuk melibatkan pemberi pinjaman dalam dialog untuk segera atau paling tidak menengahi, menegosiasikan kembali hutang-hutang yang belum dibayar ini dengan bank," tulis Ramos Horta penuh emosi.
"Selama beberapa pertemuan dengan cendikiawan terbaik Timor Leste saya mencoba mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk memahami status keuangan dan layanan yang diberikan oleh BNCTL dan bank asing yang berbasis di Timor Leste.
Saya sangat terkesan dengan kualitas manajemen senior, Antonio Vitor, Ketua Dewan Direksi, Antonio F Abrantes, Wakil Presiden, dan Brigido de Sousa, CEO.
Mereka semua sangat berkualitas dan berpengalaman, dan seperti banyak anak muda Timor, mereka poliglot (bicara banyak bahasa), masing-masing berbicara 4 sampai 6 bahasa. Semua staf BNCTL, junior dan senior, adalah orang Timor.
Biaya (bunga) yang sangat tinggi yang dikenakan pada orang Timor Leste membuat warga berusaha membayar pinjaman di CGD / BNU, MANDIRI, ANZ BANK, BRI, hal ini adalah pembunuh sektor swasta di Timor Leste, hambatan nyata bagi pembangunan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sungguh mengherankan (atau tidak) bagaimana Pemerintah dan Bank Sentral bungkam terhadap bunga-bunga kejam yang dibebankan oleh cabang-cabang bank asing, yakni BNU / CGS, MANDIRI, BRI DAN ANZ BANK, yang rata-rata mencapai 16% atau lebih," lanjut penerima Nobel Perdamaian tersebut.
"Pada 2019, cabang-cabang dari bank-bank asing yang disebutkan di atas mengambil simpanan hampir $ 1 miliar. Sebuah pertanyaan yang harus ditanyakan dan harus dijawab ... mengapa bank asing yang memberikan pinjaman paling sedikit dan memberikan pinjaman dengan bunga mematikan adalah pilihan BCTL (dan banyak lembaga publik) yang disukai untuk menyimpan dolar negara kita?
Apakah simpanan ini berada di Timor Leste atau merupakan pembiayaan luar negeri dan menghasilkan bunga di luar negeri untuk bank asing ini?," tanya Ramos Horta dalam opininya.
"Pembiayaan pemerintah BNCTL saat ini adalah $ 5 juta / tahun. Ini mungkin berguna untuk suku, layanan "kredit mikro" klasik tingkat aldeia yang meniru pengalaman Bank Hijau yang sukses. Jelas BNCTL bukanlah fasilitas microdit. Ini adalah Bank resmi, sepenuhnya didanai oleh Negara untuk melakukan layanan vital.
Yang mengherankan (atau benarkah?) Adalah bagaimana Pemerintah dan Bank Sentral bungkam terhadap bunga kejam yang dibebankan oleh cabang lokal bank asing, yaitu BNU / CGS, MANDIRI, BRI DAN ANZ BANK, yang mencapai 16 persen Bunga. biaya atau lebih. Ini adalah pembunuh ekonomi Timor," tulis Ramos Horta.
Seperti yang kita ketahui, Bank Mandiri dan BRI adalah dua bank BUMN milik pemerintah Indonesia yang membuka cabang luar negeri di Timor Leste.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: