Beberapa hari jelang peringatan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30SPKI) netizen pun banyak yang mengomentari soal isu pemutaran film penghianatan tersebut. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pun menjawab pertanyaan apakah film tersebut penting untuk disiarkan di layar kaca.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menuturkan, bahwasanya dia selalu menonton film tersebut. Namun, menonton film G30SPKI, kata Mahfud, bukan untuk mengetahui atau meyakinkan ihwal sejarah PKI. Baca Juga: Pernyataan Rocky Gerung Terbaru: Ibarat Istana Terbakar, Pak Mahfud Terlatih Bikin Pintu Darurat
"Ada yang nanya, apa penting film G30S/PKI disiarkan? Saya jawab, saya selalu nonton film tersebut tetapi bukan ingin tahu atau meyakinkan tentang sejarah PKI," tulis Mahfud dalam akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd, Kamis (24/9/2020). Baca Juga: Rocky Gerung Lihat Mahfud MD Kayak Cacing Kepanasan: Reaksinya Lebih dari Cacing
Alasannya selalu menonton film tersebut, dikarenakan visualisasinya serta penyesuaian cerita untuk pertunjukan sandiwara semata. Sebab, dirinya mengaku sudah tahu ihwal sejarah PKI lantaran di Tahun 1965 dirinya berusia 8 tahun
"Saya selalu nonton karena ia adalah karya film yang bagus artistik dan dramatisasinya. Kalau sejarah PKI sih saya sudah tahu, sebab tahun 1965 saya sudah 8 tahun," tuturnya.
Untuk diketahui, pada 30 September 1965 terjadi pembunuhan terhadap enam jenderal dan satu perwira. Mereka adalah Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Mayjen (Anumerta) Donald Ifak Panjaitan, Letjen (Anumerta) MT Haryono, Letjen (Anumerta) Siswono Parman, Letjen (Anumerta) Suprapto, Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo, serta Kapten CZI (Anumerta) Pierre Tendean.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil