Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak yang Taat Aturan, Masker Gak Wajib Lagi di Negara Ini Lho!

Banyak yang Taat Aturan, Masker Gak Wajib Lagi di Negara Ini Lho! Berbagai masker pernapasan N95 di laboratorium 3M, yang telah dikontrak oleh pemerintah AS untuk menghasilkan tanda ekstra sebagai respons terhadap wabah virus korona baru di negara itu, di Maplewood, Minnesota, AS 4 Maret 2020. Gambar diambil 4 Maret 2020. | Kredit Foto: Reuters/Nicholas Pfosi

Apa yang dilakukan negara lain?

Lebih dari setengah negara-negara di dunia telah mengeluarkan mandat soal penggunaan masker secara nasional untuk membatasi penyebaran Covid-19, kata Council on Foreign Relations, sebuah lembaga think tank di AS, pada awal Agustus.

Vietnam termasuk yang pertama memperkenalkan kibijakan yang mewajibkan penggunaan masker pada bulan Maret.

Taiwan secara ketat memberlakukan pemakaian masker dan aturan yang diperpanjang bulan lalu. Kedua tempat tersebut telah dipuji secara internasional atas keberhasilannya dalam mengatasi virus dengan beban kasus yang sangat rendah.

Di beberapa bagian dunia, seperti Hong Kong, mengenakan masker saat sakit sudah menjadi norma budaya setelah wabah Sars yang mematikan pada tahun 2003 silam.

Tapi penutup wajah juga memicu perdebatan sengit. Di AS, negara yang memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 terbanyak di dunia, penggunaan masker telah menjadi masalah partisan.

Orang-orang yang mengiidentifikasi dirinya sebegai "anti-masker" bahkan telah turun ke jalan untuk memprotes aturan yang mewajibkan hal itu.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan mengenakan masker adalah pilihan pribadi dan ia telah dikritik oleh para ahli karena pesannya yang tidak konsisten.

Perubahan sarah tentang masker pada awal pandemi juga dianggap membingungkan sebagian orang tentang kegunaannya.

Awalnya, Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan tidak ada cukup bukti bahwa anggota masyarakat yang sehat harus memakai masker.

Tetapi keduanya kemudian menyarankan untuk mengenakan masker di mana jarak sosial tidak memungkinkan demi membantu menekan penyebaran virus corona berdasarkan bukti yang masih berkembang.

Dale Fisher, seorang profesor penyakit menular di National University of Singapore, mengatakan bahwa meski masuk akal bagi Selandia Baru untuk meninggalkan penggunaan masker jika virus itu sudah dibasmi, ia mempertanyakan bagaimana tanggapannya ketika negara itu kembali terbuka bagi masyarakat global.

"Ini luar biasa dalam jangka pendek. Mereka bisa pergi ke pertandingan rugby, tidak memakai masker, meramaikanbar," katanya kepada BBC.

"Tapi pada akhirnya mereka harus mengatakan kami membuka perbatasan dan kami akan memiliki kasus-kasus dan klaster-klaster."

Tidak ada yang percaya "dongeng" bahwa akan ada vaksin yang sepenuhnya efektif dan sepenuhnya dimanfaatkan semua warga sehingga masker "akan menjadi bagian penting dari pertahanan", tambahnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: