Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ilmuwan Laporkan 40 Persen Tumbuhan Terancam Punah karena...

Ilmuwan Laporkan 40 Persen Tumbuhan Terancam Punah karena... Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, London -

Sebuah laporan baru dari Royal Botanic Gardens menyebut sekitar 40 persen dari spesies tumbuhan dunia terancam punah. Pada penelitian sebelumnya tahun 2016 menunjukkan 20 persen spesies tumbuhan berada di bawah ancaman.

Namun, dari laporan yang diterbitkan Rabu (30/9/2020) mengacu pada hasil penelitian 210 ilmuan dari 42 negara untuk mengungkap skala masalah dan menggunakan data dan metodologi yang ditingkatkan.

Baca Juga: Ikut Mitigasi Perubahan Iklim, Zurich Sponsori Reboisasi Hutan di Brasil

"Penggundulan hutan telah melonjak karena kita telah membuka lahan untuk memberi makan lebih banyak orang, emisi global yang mengganggu sistem iklim, patogen baru yang mengancam tanaman dan kesehatan kita, perdagangan ilegal telah memusnahkan seluruh populasi tanaman, dan spesies bukan asli yang mengalahkan tanaman lokal," menurut laporan dari RBG Kew yang melakukan penelitian ilmiah tentang tumbuhan dan jamur serta menjalankan kebun raya terkenal di London Barat, dilansir dari CNN, Kamis (1/10/2020).

Direktur Sains di RBG Kew, Alexandre Antonelli mengatakan situasi ini hanya berpacu dengan waktu. Sebab, saat ini sudah kehilangan tanaman lebih cepat.

"Dunia tanpa 40 persen tumbuhan bukanlah dunia yang kita kenal sekarang. Meskipun kami tidak tahu apa efek dari kehilangan mereka, apa terjadi bencana besar. Karena kami tidak memahami spesies mana yang berperan penting dalam ekosistem tertentu. Semuanya terhubung," kata dia.

Di antara yang terancam adalah tanaman obat. Apalagi permintaan obat-obat alami semakin melonjak yang mengancam kelangsungan hidup mereka. Dalam studi ini, sebanyak 723 dari 5.411 tanaman obat terancam.

Para peneliti mengatakan peningkatan permintaan untuk obat-obatan herbal didorong oleh penyakit kronis umum tertentu yang lebih tinggi dan pencarian pengobatan baru. Sementara beberapa tanaman obat lain mengalami eksploitasi berlebih.

Laporan tersebut merekomendasikan lebih banyak dana untuk proyek menemukan, memberi nama, dan melestarikan spesies. Dengan begitu dapat memberikan solusi bagi permasalahan umat manusia, seperti kerawanan pangan dan perubahan iklim sebelum tanaman tersebut punah.

Agar lebih mudah dipahami misal, manusia hanya mengandalkan 15 tanaman untuk memenuhi 90 persen kebutuhan makanan, menambah masalah malnutrisi, dan membuat kita rentan terhadap perubahan iklim. Namun, para ilmuwan di Kew telah mengidentifikasi 7.039 spesies tanaman yang dapat digunakan sebagai makanan.

"Memanfaatkan sumber daya yang belum dimanfaatkan untuk membuat sistem pangan dan produksi lebih beragam dan tahan terhadap perubahan, harus menjadi kewajiban moral kita untuk generasi sekarang dan masa depan," kata mantan Ilmuwan Senior di Alliance of Biodiversity International dan Pusat Internasional untuk Pertanian Tropis, Stefano Padulosi dalam laporannya.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: