Tidak berselang lama, datang dua perwira yang satu mengenakan PDL dan satunya pakaian sipil berbincang-bincang dengan Ucu dan Budi. Seperti mendapat blessing in disguise, secara otomatis penulis mendengarkan langsung pembicaraan keempat orang itu.
Tidak disangka, mereka sedang membahas video viral soal Ucu yang melarang Gatot masuk TMP Kalibata, dan menghentikan deklarasi yang dibacakan Suharto.
"Tenang saja, nanti sepekan lagi juga reda kontroversinya," kata seorang perwira yang mengenakan pakaian sipil kepada Ucu. "Saya juga ditelepon Kapolda (Metro Jaya Irjen Nana Sujana), kamu di mana? Saya di samping komandan," kata Budi menceritakan kala ia ditelepon atasannya terkait ramai video TNI-Polri yang berusaha membubarkan kerumuman purnawirawan.
Baca Juga: Gembar-gemborkan PKI, Harta Kekayaan Gatot Menjulang Tinggi, Gak Ada Utang Pula!
Baca Juga: Bela Diri Dituduh Seolah Bikin Onar, Jenderal Gatot Tanya: Apa Salah Kami?
Di sini, Ucu lebih banyak diam. Dia mendengarkan saja berbagai celutukan dan pernyataan kedua rekannya. Pun dengan Budi, hanya sesekali menimpali masalah yang menyedot perhatian publik tersebut. Ada beberapa cerita lain yang penulis dengar, namun tidak perlu dituliskan di sini.
Ketika mendapati upacara bubar, penulis langsung lari menuju lokasi pemakaman. Setelah acara tabur bunga ke nisan Presiden BJ Habibie dan para Panglima TNI yang dikebumiman di TMP Kalibata, para pejabat yang hadir tidak memberikan satu pernyataan apa pun.
Marsekal Hadi sepertinya berusaha menghindari wartawan. Karena para ajudan dan pengawal langsung menjaganya hingga naik mobil. Penulis sempat memanggil KSAD Andika, namun ia tidak merasa enak untuk diwawancara karena hadir di acara Panglima TNI. Andika sejurus kemudian juga naik mobil.
Alhasil, penulis gagal mendapatkan komentar dari Panglima TNI dan KSAD terkait kasus Gatot yang dihalang-halangi ketika ingin berziarah ke TMP Kalibata. Padahal, penulis menyempatkan diri datang atas undangan Pusat Penerangan (Puspen) TNI juga untuk mendapat konfirmasi tentang pengangkatan eks Tim Mawar menjadi pejabat eselon I di Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Motivasi terbesar yang mendorong penulis sebenarnya juga karena selama ini belum pernah masuk ke TMP Kalibata. Padahal, sudah tak terhitung lagi berapa kali melewati jalanan di depan TMP Kalibata. Meski begitu, penulis cukup lega lantaran hasil duduk-duduk di gerbang TMP Kalibata mendengarkan langsung curhatan perwira menengah terkait kasus pengadangan Gatot dan para purnawirawan di TMP Kalibata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti