Dua Pekan Sudah Luhut Ditunjuk, Hasilnya Kasus Positif & Kematian Covid-19 Naik
Wiku mengakui, tren kasus Covid-19 masih tinggi saat ini. Hal itu, menurutnya, menandakan penularan yang masih tinggi di tengah masyarakat.
Soal kapan puncak kasus terjadi dan kapan trennya menurun, Wiku mengembalikannya kepada pola aktivitas masyarakat. Menurutnya, bila masyarakat mampu menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, niscaya tren penambahan kasus Covid-19 akan turun.
Sebaliknya, jika masyarakat masih abai mematuhi protokol kesehatan, maka tak menutup kemungkinan gelombang pertama pandemi di Indonesia belum akan berakhir dalam waktu dekat.
"Kalau kita ditanya kapan angka akan tertinggi dan kemudian turun, semua tergantung pada kita sendiri. Angka ini akan turun pada saat perilaku di masyarkat semua kompak menjalankan protokol kesehatan, bergotong royong, angka ini akan turun. Apabila kita lengah lagi, angka ini akan naik lagi," kata Wiku.
Pada pertengahan September lalu, tak lama setelah ditunjuk Jokowi untuk mengawal penanganan Covid-19 di provinsi prioritas, Luhut membantah anggapan peningkatan jumlah kasus penularan Covid-19 yang terjadi belakangan di Indonesia karena pemerintah kembali membuka perekonomian. Ia menilai, peningkatan kasus Covid-19 karena masyarakat mulai abai dan tak lagi disiplin.
"Memang ada tren kenaikan angka penularan di September ini. Tapi ini bukan karena pemerintah kembali membuka ekonomi. Ini karena masyarakat tidak disiplin," ujar Luhut, pada Jumat (18/9).
Menurut Luhut, tiga bulan ke depan menjadi masa kritis. Maksudnya, pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengendalikan penularan Covid-19 sampai vaksin ditemukan.
"Ini kita masuk dalam critical time. Dua tiga bulan ke depan. Paling tidak sampai Desember ketika pemerintah sudah mengantongi vaksin," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: