Indonesia mendorong kerja sama pembiayaan infrastruktur dan pembiayaan berkelanjutan dalam pertemuan virtual Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean (Asean Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting/AFMGM) pada 2 Oktober 2020 lalu.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Indonesia mendorong pengembangan inisiatif kawasan untuk pembangunan infrastruktur, termasuk di antaranya untuk mendukung transformasi ke era teknologi digital.
"Prioritas Indonesia dalam mendorong pembangunan infrastruktur bukan hanya untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi selama pandemi, namun juga untuk mengantisipasi pergeseran modalitas proses belajar mengajar melalui platform digital," kata Suahasil di Jakarta, Senin (5/10/2020).
Baca Juga: Mujur Tak Boleh Diraih Malang Tak Boleh Ditolak, 2 BUMN Farmasi Malah Buntung Triliunan
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan proses keanggotaan di Financial Action Task Force (FATF) yang sempat tertunda akibat pandemi.
Selain itu, Indonesia, lanjutnya, juga mengapresiasi dan mendukung perkembangan yang telah dicapai oleh Asean Infrastructure Fund (AIF) dengan inisiatif Fasilitas Pembiayaan Hijau Katalitik ASean (Asean Catalytic Green Finance Facility/ACGF).
Komitmen dalam fasilitas ACGF sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp22,09 triliun tersebut dalam waktu dekat dan akan memulai penyaluran pembiayaan bagi beberapa proyek strategis di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Selain mendorong inisiatif pembangunan infrastruktur, Indonesia juga mendorong inisiatif pembiayaan yang berkelanjutan di Asean. Indonesia memandang inisiatif tersebut sebagai salah satu mesin pendorong pemulihan ekonomi di kawasan.
Baca Juga: Ekonomi Kuartal III Diramal Tak Separah Prediksi Sri Mulyani, Kuartal IV Rebound
Suahasil mengatakan potensi pengembangan pembiayaan berkelanjutan bagi negara Asean terbuka sangat lebar, terutama dilihat dari pertumbuhan pasar obligasi berkelanjutan dunia yang sangat pesat.
"Indonesia sendiri merupakan salah satu negara terdepan dalam pengembangan pembiayaan berkelanjutan. Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menerbitkan obligasi syariah hijau pemerintah di 2018, serta telah mampu menerbitkan obligasi hijau dan berkelanjutan baik oleh pemerintah maupun korporasi dengan nilai total US$3,4 miliar atau setara Rp50,10 triliun," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: