Selama beberapa tahun terakhir, isu negatif terkait kelapa sawit kerap kali dihembuskan oleh individu, sekelompok orang, hingga negara antisawit. Aspek sosial, ekonomi, kesehatan hingga lingkungan menjadi sasaran empuk yang diserang oleh mereka yang iri terhadap sawit. Terkait isu sosial, kehadiran perkebunan kelapa sawit dituding mengeksploitasi tenaga kerja anak dan perempuan.
Tidak hanya itu, kelapa sawit juga dituduh sebagai driver utama deforestasi, penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terbesar, meningkatkan emisi gas rumah kaca, serta hilangnya keanekaragaman hayati di Indonesia.
Dari aspek kesehatan, minyak sawit yang dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan menimbulkan berbagai jenis penyakit kronis seperti kolesterol, kanker, diabetes, dan sebagainya.
Baca Juga: Dubes Indonesia untuk Jerman: 5 Isu Utama Fokus Kampanye Positif Sawit
Kendati demikian, sejumlah riset yang telah dilakukan oleh akademisi hingga organisasi nasional dan internasional menemukan bahwa semua tudingan yang disuarakan untuk kelapa sawit tersebut tidaklah benar.
Fakta dan data empiris hasil riset terkait kelapa sawit telah banyak dipublikasikan sehingga sudah selayaknya tudingan yang selama ini beredar hanya dimaksudkan agar posisi kelapa sawit melemah.
Potensi dan multimanfaat dari kelapa sawit sebagai komoditas unggulan dan strategis sepertinya tidak hanya dirasakan masyarakat Indonesia, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat di lebih dari 90 negara di dunia.
Sebagai penentu masa depan Indonesia, khususnya sektor sawit nasional, generasi milenial perlu diberikan pengetahuan, edukasi, dan wawasan yang positif terkait kelapa sawit agar isu-isu negatif tersebut berhasil ditepis.
Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Achmad Maulizal Sutawijaya mengatakan, "peran generasi milenial akan sangat penting dalam menentukan masa depan sawit. Selain itu, ada 2,4 juta petani dan 2,6 juta pekerja sawit yang bergantung dari bisnis ini. Ada pula ribuan produk berbahan baku sawit serta turunannya yang kita nikmati sehari-hari. Nah, teman-teman milenial harus sadar akan hal ini."
Tidak hanya itu, bagi negara, kelapa sawit memberikan peran yang sangat strategis dan ekonomis. Data Gapki mencatat, sepanjang semester I-2020, sektor industri perkebunan kelapa sawit berhasil membukukan total devisa sebesar US$10,06 miliar (sekitar Rp148,32 triliun).
Baca Juga: Sambut Oktober 2020, Harga Referensi CPO dan Biji Kakao Cerah Merona
Baca Juga: Waduh, Sri Mulyani Sedih Hilirisasi Sawit Indonesia Kalah Jauh dari Malaysia
Meskipun di tengah pandemi Covid-19 yang masih masif terjadi, diperkirakan hingga akhir 2020, nilai ekspor sawit tidak akan jauh berbeda dari tahun sebelumnya sebesar US$20,2 miliar (sekira Rp297,82 triliun).
Senada dengan Maulizal terkait peran generasi milenial, Pimpinan Redaksi Majalah Sawit Indonesia, Qayuum Amri mengingatkan kalangan milenial untuk tidak lekas percaya dengan berita miring yang ditujukan kepada produk sawit asal Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: