Presenter Najwa Shihab yang diketahui melakukan wawancara monolog dengan kursi kosong yang dianggap sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
Buntut aksi tersebut, Najwa pun dilaporkan oleh Relawan Jokowi Bersatu ke Polda Metro Jaya. "Kejadian wawancara kursi kosong Najwa Shihab melukai hati kami sebagai pembela presiden. Karena Menteri Terawan adalah representasi dari presiden Republik Indonesia Joko Widodo," ujar Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (6/10). Baca Juga: Ruhut PDIP Makin Keras ke Najwa Shihab: Nana Kau Jangan Ajari Ikan Berenang!
Lanjutnya, ia mengaku Khawatir aksi Najwa jika dibiarkan bisa ditiru. Menurut dia, wawancara monolog yang dilakukan Najwa tersebut bisa memberikan preseden buruk kepada wartawan.
"Kami diterima oleh SPKT dan kami akan menuju ke siber. Karena kami berurusan dengan UU ITE dan juga pejabat menteri yang notabene adalah pejabat negara. Terlapornya juga kami akan memberikan somasi kepada ke Trans7 dan kami akan melakukan melaporkan kepada dewan pers setelah ini," katanya. Baca Juga: Opung Luhut Bertitah pada Terawan Awasi 'Kenakalan' Kalbe Farma Cs
Sambungnya, adapun persangkaanya adalah cyber bullying. Ia menilai bahwa wawancara dengan ketidakhadiran narasumber dan dijadikan parodi tidak boleh dilakukan kepada pejabat negara.
"Dalam KUHP Perdata dan Pidana ketika bicara dengan jurnalistik memang kami memakai UU pers tetapi juga dilaporkan secara perdata dan pidana melalui pengadilan atau kepolisian. Ketika sama-sama mentok kita ke dewan pers, untuk meminta arahan," terang Silvia.
Tambahnya, "Dewan pers membuka peluang kami untuk datang dan berdiskusi. Karena kami bukan mau menyerang seseorang tapi kami hanya ingin perlakuan yang dilakukan Najwa Shihab, di depan jutaan rakyat Indonesia tidak berulang dilakukan oleh wartawan lain atau tidak ditiru itu saja," tukas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil