Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Secercah Sinar, IMF Bakal Revisi Pertumbuhan Global 2020

Ada Secercah Sinar, IMF Bakal Revisi Pertumbuhan Global 2020 Kredit Foto: Reuters/Arnd Wiegmann
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) berpeluang merevisi kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2020.

Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mengatakan revisi pertumbuhan itu dilakukan lantaran mellihat perkembangan membaiknya perekonomian global pada kuartal kedua dan ketiga.

"IMF pada Juni memproyeksikan kontraksi PDB global yang parah pada 2020. Namun, kami sekarang memperkirakan perkembangan pada kuartal kedua dan ketiga agak lebih baik dari yang diharapkan. Hal ini memungkinkan untuk sedikit revisi ke atas pada perkiraan global kami untuk 2020," kata Kristalina saat menghadiri perayaan ulang tahun London School of Economics pada Selasa (6/10/2020).

Baca Juga: CIPS: UU Cipta Kerja Berpeluang Pacu Investasi Pertanian

Baca Juga: Ekonomi Kuartal III Diramal Tak Separah Prediksi Sri Mulyani, Kuartal IV Rebound

Sebelumnya IMF kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini menjadi -4,9% dari proyeksi sebelumnya (April 2020) -3%.

Ia pun memberikan apresiasi kepada negara-negara anggota yang telah mengambil langkah-langkah kebijakan luar biasa termasuk tindakan kebijakan moneter untuk mempertahankan aliran kredit serta membantu jutaan perusahaan untuk bertahan dalam bisnis.

"Ekonomi global kembali dari kedalaman krisis. Namun, bencana ini masih jauh dari selesai. Semua negara sekarang menghadapi apa yang saya sebut The Long Ascent, yakni pendakian sulit yang akan panjang, tidak rata, dan tidak pasti. Dan cenderung mengalami kemunduran," tegasnya.

Meski demikian, pasar berkembang dan negara berpenghasilan rendah dan rapuh masih akan terus menghadapi situasi genting. Negara-negara tersebut memiliki sistem kesehatan yang lebih lemah dan sangat bergantung pada sektor yang paling terpengaruh seperti pariwisata dan ekspor komoditas. Dan mereka juga sangat bergantung pada pembiayaan eksternal.

"Tetapi beberapa mampu melakukan lebih dari yang lain. Untuk ekonomi maju, apa pun yang diperlukan. Negara-negara miskin berjuang untuk apa pun yang mungkin," jelasnya.

Ia menilai jalan di depan masih penuh dengan ketidakpastian yang luar biasa. Kemajuan yang lebih cepat pada langkah-langkah kesehatan seperti vaksin dan terapi dapat mempercepat pendakian.

"Tapi, bisa juga menjadi lebih buruk, terutama jika terjadi peningkatan wabah parah secara signifikan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: