Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonom Berani Bersuara: UU Cipta Kerja Perjudian Pemerintah & DPR

Ekonom Berani Bersuara: UU Cipta Kerja Perjudian Pemerintah & DPR Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonom senior Indef, Dradjad Wibowo mengatakan, kalangan pemerintah yang menyiapkan RUU Ciptaker dan pihak DPR yang menyetujuinya tanpa meneliti mendalam, mereka itu sedang berjudi dengan nasib rakyat Indonesia. Bukan hanya nasib rakyat saat ini, tapi juga nasib generasi masa depan Indonesia.

Karena Dradjad yang juga bergerak di bidang kelestarian hutan, ia merasa kelestarian menjadi salah satu yang mereka perjudikan.

"Hemat saya, judinya justru sangat merugikan generasi sekarang, generasi milenial, dan generasi akan datang," kata Ketua Umum IFCC dan anggota Dewan PEFC Jenewa tersebut, Rabu (7/10/2020).

Baca Juga: Demo Omnibus Law Bikin PDIP Ketar-ketir, Mega Langsung Keluarkan Titah

Investor dunia yang peduli kelestarian, kata Dradjad, akan lari. Kalaupun ada yang datang, itu adalah investor abai atau malah senang merusak lingkungan. "Jika tidak hati-hati, produk ekspor andalan Indonesia bisa semakin diboikot dunia. Kampanye negatif terhadap Indonesia bisa semakin gencar," ungkap Dradjad.

Menurut Dradjad, Indonesia sudah pernah mengalami hal ini. Dijelaskannya, sekitar 10 tahun lalu ekspor pulp dan kertas Indonesia diboikot oleh konglomerat dunia. Mulai dari Xerox, Danone, Mattel, dan banyak lagi yang memboikot.

Hal itu yang membuat Dradjad mendirikan IFCC dan menjadi anggota Dewan PEFC yang berbasis di Jenewa. Tujuannya untuk menjamin agar hutan Indonesia dikelola lestari, dan ekspor Indonesia pulih. "Ahamdulillah akhirnya ekspor pulp dan kertas pulih, malah naik 1 miliar dolar AS lebih dibanding sebelum boikot," katanya.

Sekarang, lanjut Dradjad, minyak sawit yang banyak terkena boikot. Indonesia masih belum berhasil membalikkan imej dunia bahwa sawit itu perusak lingkungan. "Saya khawatir UU Ciptaker akan memperburuk imej tersebut. Bukan tidak mungkin nanti ada lagi produk Indonesia yang diboikot, entah karena isu kelestarian, hak asasi manusia, hak pekerja dan sebagainya," kata dia.

Itu dari sisi ekspor. Menurut Dradjad, hal yang lebih berat lagi adalah dari sisi risiko bencana alam, hilangnya potensi biodiversitas termasuk potensi bahan baku obat-obatan, hingga perubahan iklim.

Baca Juga: Rakyat Ramai-ramai Tolak Omnibus Law, Bahlil Teriak: Jangan Plintir Seolah untuk Kepentingan Asing!

Baca Juga: Eh Buset! Harga Mikrofon yang Dimatikan Puan Maharani Setara Fortuner!

Seharusnya RUU dengan dampak yang luar biasa seperti RUU Ciptaker ini dibahas hati-hati dan teliti. Konsultasikan seluas mungkin dengan masyarakat. Dengan demikian, kata Dradjad, Indonesia akan punya UU yang memang terbaik bagi Indonesia.

"Bukan dikebut seperti ini, sementara RUU-nya tebal sekali. Saya pernah jadi anggota DPR sehingga lumayan tahu bagaimana pembahasan RUU itu. Jujur saya tidak tahu lagi bagaimana cara mengingatkan mereka," papar mantan anggota DPR Fraksi PAN tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: