Karena itu, peran Lembaga Amil Zakat NU atau yang populer disingkat NUcare-LAZISNU akan lebih besar. Apalagi, LAZISNU saat ini sudah memulai kerja dengan baik dalam memobilisasi warga NU melalui Gerakan Kotak Infaq atau KOIN NU yang sudah merata di mana-mana.
Ma’ruf berharap kesadaran berzakat, berinfak, bersedekah dan berwakaf itu terus digalakkan dan kemudian dimanfaatkan menjadi modal produktif bagi jutaan UMKM aktif di kota dan desa. Jika itu dilakukan, maka tentu ini akan menjadi faktor pembeda bagi pembangunan ekonomi nasional.
“Hal ini dapat berkontribusi pada kehidupan yang lebih adil dan makmur, terjamin dan sejahtera kehidupan akhiratnya," ungkap Ma’ruf.
Dalam kesempatan tersebut, Ma’ruf juga mendorong para pelaku usaha nahdliyin mengoptimalkan potensi teknologi digital. Hal ini menurut Ma'ruf, bagian upaya menghadapi situasi yang berubah di masa mendatang pasca pandemi Covid-19.
"Pemerintah mendorong untuk melakukan digitalisasi dengan mengoptimalkan potensi teknologi digital yang akan semakin dominan sebagai next industry standard," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf mengingatkan di era digital saat ini yang perlu dikembangkan adalah suatu platform digital yang dapat menghubungkan produsen, pedagang dan konsumen. Untuk pengusaha nahdliyin, peluang ini bisa dimanfaatkan khususnya ke warga NU melalui (NU Connect) yang saat ini sudah memiliki produk barang dan jasa yang sangat bervariasi.
Selain itu untuk lebih melengkapi ekosistem NU-Connect perlu dimanfaatkan keberadaan layanan keuangan digital untuk mempermudah transaksi dalam NU Connect, dan dukungan layanan logistik serta distribusi yang efisien.
"Spirit Nahdlatut Tujjar harus dihadirkan pula dengan sungguh-sungguh, khususnya bagi HPN untuk menghadapi masa sulit akibat pandemi Covid-19 maupun tantangan kompetisi global," ujar Ma'ruf.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: