Ulil mengatakan dampak yang terasa kini adalah ulama-ulama Indonesia hanya berkutat di dalam negeri, bahkan Jawa sentris.
"Setelah tanah Haramain di bawah Wahabi, Haramain sebagai tempat kiai Nusantara itu tidak ada lagi. Ulama sekarang itu kurang kosmopolitan karena pendidikan murni mereka di Nusantara," katanya.
Maka dari itu, Ulil mendorong suasana pandemi yang kegiatan diskusinya dilakukan serba daring untuk dimanfaatkan ulama Indonesia agar dapat membangun jaringan di kancah global.
Dengan begitu, kata dia, tradisi keilmuan dan keagamaan ulama Nusantara yang moderat dapat masuk dalam pergaulan dunia sehingga sepak terjangnya dapat diperhitungkan dan menjadi arus utama.
Kendati begitu, dia mengingatkan ulama Nusantara untuk membekali diri dengan bahasa internasional terutama Arab dan Inggris. Menurut dia, kualitas ulama Indonesia tidak kalah dari negara lain sehingga pandemi COVID-19 harus menjadi momentum yang baik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: