Kisah Perusahaan Raksasa: Huawei, Taipan China yang Sukses Bikin AS Ketar-Ketir
Sampai tahun 2016, Huawei sudah dijuluki sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga di dunia. Pendapatannya saat itu mencapai 75 miliar dolar AS. Huawei juga menjadi satu-satuny aperusahaan 50 besar China yang memiliki tingkat riset dan pengembangan tinggi.
Menurut Forbes, perusahaan asal China tersebut merupakan salah satu merek paling bernilai pada 2017 dan menempati urutan ke-88. Nilainya saat itu mencapai sebesar 7,3 miliar dolar AS. Peringkat lain yang perlu disoroti adalah Fortune 500, Huawei berada di peringkat 83 dalam peringkat ini.
Capaian menarik Huawei ini mendapat respons keras dari sejumah pihak. Salah satunya terjadi saat kepanikan menyebar ke jutaan pemilik ponsel Huawei yang mengalami ketidakpastian setelah pengumuman yang dikeluarkan Google. Isi pernyataan Google adalah bahwa raksasa teknologi AS tidak akan menyediakan perangkat lunak pada perusahaan CHina tersebut.
Perlu diketahui, pesan mengejutkan tersebut datang langsung dari perintah presiden AS Donald Trump yang isinya, "Jangan menjual komponen atau software ke Huawei." Ini juga merupakan bagian dari Perang Dingin Telekomunikasi. Sebab itulah, Huawei dimasukkan dalam daftar hitam (black list) AS dengan alasan membahayakan masyarakat.
Saat ini, Google sedang mengerjakan detail dan implikasi dari tindakan tersebut dan akan terus menawarkan pengalaman Android tanpa batasan, termasuk akses ke Google app store. Dalam jangka pendek, Huawei berupaya untuk mendukung aplikasi dan sistem operasi pengguna.
Huawei mengatakan bahwa mereka bekerja pada sistem operasi mereka, berdasarkan versi Android publik dan sudah tersedia di pasar China (ponsel menggunakan sistem Android yang sangat dimodifikasi dan tidak memiliki aplikasi Google).
Ponsel generasi berikutnya diharapkan memiliki sistem operasi ini. Ini bisa berdampak besar karena pengguna cenderung condong ke sistem operasi daripada merek ponsel saat membeli. Ini akan membutuhkan perangkat luar biasa yang melebihi layanan Google Maps, Google Mail, Google Chrome, dan aplikasi Google Play lainnya. Tapi, tantangannya bisa positif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: