Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Huawei, Taipan China yang Sukses Bikin AS Ketar-Ketir

Kisah Perusahaan Raksasa: Huawei, Taipan China yang Sukses Bikin AS Ketar-Ketir Toko andalan baru Huawei terlihat menjelang pembukaan resmi besok di Shanghai, menyusul wabah penyakit virus korona (COVID-19), Cina 23 Juni 2020. | Kredit Foto: Reuters/Aly Song

Zhengfei mengatakan bahwa kekuatan terbesar di balik pertumbuhan cepat Huawei adalah filosofi yang tertanam kuat dalam benak pegawainya. Isi filosofi itu adalah menomorsatukan pelanggan, dedikasi, dan ketekunan dalam bekerja. Selain itu, kesuksesan Huawei juga berangkat dari manajemen dan struktur kepemilikan yang tidak biasa. Yang menakjubkan, perusahaan memiliki tiga CEO bergilir dengan porsi 98,6 persen sahamnya dipegang oleh para karyawan.

Sejak 1990, Huawei memulai penelitian independen dan komersialisasi teknologi. Target utama dari strategi ini adalah hotel dan perusahaan kecil. 

Setelah mengumpulkan pengetahuan tentang bisnis dan sumber daya, Huawei mencapai terobosan pertamanya ke pasar telekomunikasi arus utama pada 1992. Dengan dukungan sekitar 500 karyawan riset dan pengembangan itu, perusahaan meluncurkan sakelar telepon digital C&C08 --memiliki kapasitas terbesar di China saat itu.

Huawei kemudian memenangkan kontrak penting untuk membangun jaringan telekomunikasi nasional pertama untuk PLA pada 1994. Kesepakatan ini digambarkan sebagai bisnis kecil, tapi besar dalam hubungan kerja samanya. 

Di tahun yang sama, Zhengfei mengadakan pertemuan dengan sekretaris jenderal Partai Komunis China Jiang Zemin. Dalam rapat itu, Zemin meminta Huawei mengganti teknologi peralatan terkait dengan sistem keamanan nasional untuk tujuan meningkatkan peralatan militer nasional. Keduanya pun sepakat dengan apa yang dibahas pada waktu itu. 

Langkah besar kembali diambil perusahaan Zhengfei. Ketika pemerintah China mengadopsi kebijakan eksplisit untuk mendukung produsen telekomunikasi dalam menghalau pesaing asing, Huawei dipercaya oleh pemerintah dan militer. Pada 1996, perusaahan mendirikan kantor penelitian dan pengembangan yang baru.

Tak berhenti di situ, Huawei kemudian memenangkan kontrak perusahaan Hong Kong, Hutchinson Whampoa untuk menyediakan jaringan pada 1997. Belakangan pada tahunitu, perusahaan meluncurkan produk GSM nirkabel yang kemudian berekmbang ke arah CDMA dan UMTS. Dua tahun kemudian, perusahaan membuka lagi pusat penelitian dan pengembangan yang kali ini berlokasi di Bangalore, India. 

Sampai pada tahun 2000, kekuatan finansial Huawei cukup kukuh. Setelah ekspansi ke pasar luar negeri, Huawei membukukan penjualan internasional lebih dari 100 juta dolar AS. Di tahun ini pula, pusat penelitian dan pengembangan selanjutnya dibuka di Stockholm, Swedia. 

Tahun berikutnya, Huawei membangun pusat penelitian di AS. Perusahaan lantas mendivestasikan anak perusahaan Avansys ke Emerson senilai 750 juta dolar AS, disusul dengan pengabungan bersama Intenational Telecommunications Unio (ITU). Di tahun ini atau 2020, penjualan internasional Huawei mencapai 552 juta dolar AS.

Sejak 1998 hingga 2003, Huawei mengontrak IBM untuk konsultasi manajemen. Perusahaan kemudian mengalami transformasi signifikan pada struktur manajemen dan pengembangan produknya. 

Di 2003, Huawei bermitra dengan 3Com dalam usaha patungan yang dikenal sebagai H3C. Kerja sama ini diketahui memiliki fokus pada peralatan jaringan perusahaan. Langkah ini juga menandakan masuknya kembali 3Com dalam router inti kelas atas, setelah pergi pada tahun2000. 

Masih di tahun yang sama, departemen handset didirikan. Telepon pertamanya yang diberi nama C300 pun juga dikirimkan setahun kemudian. Lantas selanjutnya U626, ponsel 3G pertama juga resmi diluncurkan. Dalam tahun-tahun ini, langkah signifikan Huawei sangat terasa pada tumbuh dan kembang perusahan Zhangfei ini.

Perluasan pasar internasional gencar dilakukan raksasa telekomunikasi ini. Ekspansi ke perusahaan Belanda, Telfort pada 2004 dengan kontrak senilai 25 juta dolar AS ini merupakan yang pertama di Benua Biru. 

Tahun berikutnya Huawei menandatangani Global Framework Agreement (Perjanjian Kerangka Kerja Global) dengan Vodafone. Perjanjian ini menandai pertama kalinya pemasok perangkat telekomunikasi dari China menerima status disetujuai dari Vodafone Global Supply Chain. Perjanjian tersebut menetapkan syarat dan ketentuan untuk penyediaan solusi. Hasilnya perusahaan itu sukses meluncurkan produk pertamanya yaknihandset 3G merek Vodafone V710.

Pada Mei 2008, Huawei dan Optus mengembangkan pusat inovasi seluler di Sydney, Australia. Bangunan ini menyediakan fasilitas bagi para insinyur untuk mengembangkan konsep broadband nirkabel dan seluler baru menjadi produk yang siap dipasarkan. Pada 2008 ini juga, perusahaan telekomunikasi ini memulai penyebaran komersial skala besar pertamanya di UMTS/HSPA di Amerika Utara yang menyediakan jaringan nirkabel generasi baru TELUS dan Bell Canada dengan akses seluler berkecepatan tinggi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: