Persaudaraan Alumni (PA) 212 angkat bicara mengenai aksi unjuk rasa penolakan terhadap adanya Undang-Undang Cipta Kerja yang berlangsung di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, yang berakhir ricuh pada Selasa, 13 Oktober 2020.
Kericuhan itu terjadi setelah aksi PA 212, GNPF, dan FPI telah usai dan membubarkan diri. Baru kemudian para siswa Sekolah Teknik Menengah (STM) yang tadinya ikut bersamaan dalam aksi itu, kemudian membuat kericuhan.
Baca Juga: KAMI Dituduh Dalangi Demo, Gatot Beraksi: Baru 2 Bulan Bisa Kerahkan Jutaan Orang
Menanggapi hal itu, Juru Bicara PA 212, Novel Bamukmin, mengakui bahwa semangat anak STM itu luar biasa sebab ia sendiri merupakan alumnus STM.
"Namanya juga pelajar STM memang luar biasa semangat juang mereka karena saya juga alumni STM Negeri 1 Boedi Oetomo. Jadi tahulah gimana semangatnya adik-adik kita itu," kata Novel, Rabu (14/10/2020).
Ia menjelaskan, karakter pelajar STM yakni asal jangan diganggu. Ia menduga kericuhan diduga kuat ada yang memprovokasi para pelajar, yang bisa jadi diduga berasal dari oknum aparat, baik yang menyamar sebagai pelajar, mahasiswa, atau warga sipil di tengah-tengah massa.
"Jiwa solidaritas STM itu luar biasa yang biasa mereka saling tawuran, tapi kondisi negara sedang kacau carut marut seperti ini dengan kezaliman rezim. Mereka bisa kompak bersatu menjadi satu irama melawan kezaliman," kata Novel.
Menurutnya, kejadian kemarin selalu ingin memberikan stigma yang negatif kepada perjuangan bela rakyat dan agama. "Harus ada yang ingin mengondisikan membuat rusuh walau kita sudah bubar dan hal ini kita sudah mencium gelagat itu," lanjut Novel Bamukmin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: