Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, sejauh ini Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) hanya melontarkan kritikan dan mengingatkan pemerintah jika ada kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Untuk itu, menurutnya, KAMI tidak perlu ditindak secara berlebihan dan pemerintah tak perlu khawatir.
"KAMI ini kan hanya gerakan opisisi yang mencoba mengimbangi pemerintah ketika partai politik tidak maksimal kerjanya. Pemerintah tidak perlu panik. Kalau pemerintah tidak siap dikritik, gak usah jadi pemerintah jadi rakyat saja," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (19/10/2020).
Baca Juga: Melunak, Pengamat Nilai Gatot Nurmantyo Amankan KAMI untuk 2024
Ia melanjutkan, saat ini kekuatan KAMI mulai diperhitungkan dan dikhawatirkan oleh pemerintah karena mengkritik kebijakan pemerintah sehingga KAMI ini direpresif agar mereka tidak mencampuri urusan pemerintah.
"Ya kalau dibilang KAMI itu musuh bagaimanapun bukan musuh ya, tetapi dikhawatirkan mencampuri urusan pemerintah. Selama ini fungsi itu dimainkan partai politik, tetapi sekarang diambil alih oleh KAMI untuk mengimbangi dan mengoreksi pemerintahan yang dianggap melenceng dari arah kiblat dan semangat amanat konstitusi," katanya.
Pangi menambahkan, organisasi KAMI ini juga punya kelemahan, yaitu digembosi dari dalam supaya gerakan KAMI itu mengalami patahan di tengah jalan seperti difitnah, para tokohnya dibuka aibnya, dan sebagainya.
"KAMI ini kemungkinan bisa bubar. Kan Pak Gatot bilang kalau dia masuk partai politik KAMI akan bubar," ujarnya.
Lalu, ia menegaskan kembali dalam kondisi seperti ini KAMI hanya menyampaikan pendapatnya kepada pemerintah bukan menjatuhkan pemerintah. Mereka tidak ngotot seperti akan menjatuhkan Presiden Joko Widodo.
"Mereka hanya ingatkan pemerintah kalau kebijakannya ini merugikan masyarakat. Mereka kan tidak bilang Jokowi harus turun itu kan beda cerita. Nah, sekarang pemerintahnya aja lebay dan antikritik," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Anggota Komisi III DPR RI Dimyati Natakusumah meminta kepolisian tidak represif dalam penanganan kasus yang melibatkan beberapa pegiat Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di sejumlah daerah. Bahkan, ia mendorong agar kepolisian bisa mengayomi pegiat KAMI yang ditangkap.
"Menangani demo, menangani gerakan-gerakan publik itu harus betul-betul dilihat jangan sampai tersinggung, jangan sampai tiba-tiba melakukan represif, ini harus betul-betul diayomi," kata Dimyati, Jumat (16/10) lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum