Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masa-masa Krusial Pilpres AS: Biden Andalkan Obama, Trump Fokus Ekonomi

Masa-masa Krusial Pilpres AS: Biden Andalkan Obama, Trump Fokus Ekonomi Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Washington -

Mantan Presiden Barack Obama tampil pertama kalinya pada kampanye untuk mendukung calon presiden (capres) Joe Biden dari Partai Demokrat. Pada kampanye menjelang pemilu 3 November mendatang, Presiden Donald Trump justru terus mengungkapkan ambisinya untuk kembali berkuasa pada periode kedua untuk memperkuat ekonomi dan melanjutkan upaya pemulihan setelah pandemi corona.

Obama yang menjabat delapan tahun sebagai presiden bersama Biden sebagai wakil presidennya, meminta para pendukungnya untuk memberikan suara lebih awal. Itu disampaikan Obama pada kampenya dalam konsep drive-in di Philadelphia, Pennsylvania.

Baca Juga: Joe Biden Menang Dukungan dari Miliarder, Trump Kalah Jauh!

Kehadiran Obama memang ditunggu pada kampanye Biden. Obama merupakan salah satu target serangan dari Trump. Namun, dia juga merupakan salah satu bintang Partai Demokrat yang diharapkan menjadi magnet untuk meningkatkan suara bagi Biden.

Adapun Trump fokus di North Carolona, negara bagian krusial. Di sini pertarungan masih sangat ketat. Dia menggelar kampanye terbuka bersama para pendukungnya.

Biden dan Trump akan bertemu dalam debat terakhir pada Kamis malam (hari ini waktu setempat) dan menjadikan kesempatan bagi Trump untuk meningkatkan suaranya. Pasalnya, dalam beberapa jajak pendapat suara populer dan elektoral, Trump masih tertinggal jauh.

Manajer kampanye Biden, Jen O'Malley Dillon, memperingatkan pertarungan sengit terjadi di 17 negara bagian meskipun jajak pendapat nasional menunjukkan Biden tetap menang.

“Seperti dikatakan mantan Presiden AS Obama, tetap menjaga pendekatan ke masyarakat dengan tetap fokus pada jaga jarak,” kata seorang penasihat politik Obama yang enggan disebutkan namanya.

Dia mengungkapkan, dua pekan mendatang merupakan pemilu penting dalam sejarah manusia.

Biden fokus di Pennsylvania, negara bagian Demokrat yang hampir kalah diambil Trump pada pemilu 2016, sebagai negara bagian pertarungan.

Mantan wakil presiden itu juga berulang kali mengunjungi negara bagian tersebut selama musim kampanye. Namun, jajak pendapat Reuters menunjukkan Trump unggul di Pennsylvania dibandingkan Biden dengan peroleh 49% melawan 45%.

“Jika kita menang di Pennsylvania, kita akan menang seluruhnya,” kata Trump saat berkampanye di Erie, wilayah pinggiran Pennsylvania, pada Selasa lalu.

Dia memperingatkan para pendukung Biden tentang kebijakan yang akan mengurangi banyak pekerjaan dan mengganggu energi.

“Ini merupakan pemilu antara pemilihan ekonomi Trump dan depresinya Biden,” paparnya.

Trump mengatakan, jika ingin membuka sekolah dan ekonomi, serta menjadikan AS lebih sehat dan aman, maka dirinya adalah pilihan terbaik. Apa yang diungkapkan Trump memang terbalik dengan fakta bahwa lebih dari 220.000 orang meninggal dunia karena pandemi korona dan jutaan orang menganggur.

Biden pun mengkritik upaya penanganan pandemi yang dilakukan Trump. Dia mengkritik kebijakan membuka perekonomian tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Dalam jajak pendapat, rakyat AS lebih percaya kepada Biden dibandingkan Trump dalam penanganan krisis kesehatan.

Biden dinyatakan unggul pada jajak pendapat baru di Michigan. Namun, dia harus bersaing ketat dengan Trump di negara bagian paling diperebutkan, yakni North Carolina. 

Sementara itu, debat kedua dan terakhir akan dilakukan dengan menerapkan aturan baru guna mencegah kedua capres berbicara menginterupsi. Presiden Donald Trump menyatakan ketidaksenangannya atas pengaturan itu.

“Ini sangat tidak adil," katanya kalau dirinya ikut dalam debat di Nashville, Tennessee.

"Saya akan berpartisipasi tetapi sangat tidak adil bahwa mereka mengubah topik dan sangat tidak adil bahwa kembali moderatornya orang yang sangat bias," kata Trump.

Kristen Welker, reporter Gedung Putih untuk stasiun televisi NBC yang disegani, menjadi moderator perdebatan itu.

Topik pertanyaan yang akan diajukan kepada Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, adalah penanggulangan Covid-19, keluarga Amerika, ras di Amerika, perubahan iklim, keamanan nasional, dan kepemimpinan. 

Komisi Debat berjanji melakukan perubahan supaya lebih baik dalam memfasilitasi debat yang bermakna. Komisi Debat mengatakan, periode eksklusif dua menit, hanya satu kandidat yang mikrofonnya diaktifkan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: