PT Blue Bird Tbk (BIRD) masih mencatat rugi bersih di kuartal III-2020. Hal ini karena dampak virus corona atau Covid-19 yang menyerang operasional persero. Mengutip keterbukaan informasi hingga September 2020, Blue Bird mencatat rugi bersih Rp157,95 miliar atau minus 10,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp229,76 miliar.
Sepanjang Januari hingga September 2020, pendapatan bersih Blue Bird pun Rp1,55 triliun. Besaran tersebut turun 47,5% dari Rp2,96 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Profil Indra Priawan, Pewaris Blue Bird yang Juga Punya Bisnis Fesyen
Walaupun begitu, selama kuartal III-2020 ini, Perseroan berhasil membukukan kenaikan pendapatan yang signifikan sebesar 51% dibandingkan kuartal II-2020. Di mana, pendapatan bersih kuartal III-2020 naik 51% ke Rp401,55 miliar dibandingkan Rp265,86 miliar di kuartal II-2020.
Kenaikan pendapatan Perseroan diiringi dengan cost management yang lebih baik terbukti dengan gross profit margin di kuartal III-2020 sebesar 12,1% dibandingkan kuartal II sebesar minus 0,5%. EBITDA Perseroan di kuartal III juga naik tajam dari sebelumnya Rp7,5 miliar di kuartal II-2020 menjadi Rp69,1 miliar di kuartal III-2020.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk Noni Purnomo mengatakan, dengan kinerja yang berhasil dicapai pada kuartal III-2020 ini, perseroan telah berhasil melewati situasi terburuk. Hal ini membuat pihaknya lebih optimistis dalam menatap proyeksi di masa yang akan datang.
"Peningkatan pendapatan yang berhasil kami raih pada masa pandemi dan PSBB menunjukkan kepercayaan yang tinggi dari para pelanggan terhadap layanan Bluebird, di mana kami senantiasa menjaga dan terus meningkatkan layanan sebagai penyedia jasa transportasi yang aman, nyaman, dan terpercaya," ujarnya.
Performa perseroan di kuartal III ini merupakan pembuktian bahwa Perseroan berada dalam trajektori recovery yang solid meskipun di September Jakarta sempat kembali memberlakukan PSBB ketat. Recovery yang terjadi di kuartal III tahun ini membuktikan bahwa layanan Blue Bird masih dibutuhkan dan sangat relevan dengan kebutuhan akan transportasi yang aman, nyaman, dan higienis di masa pandemi ini.
Salah satu kunci keberhasilan recovery Perseroan adalah kemampuan Blue Bird untuk memberikan layanan yang mempraktikkan protokol kesehatan yang ketat. Perseroan juga menunjukkan langkah efisiensi pengeluaran yang terjadi di seluruh lini Perseroan, di mana total Opex pada kuartal III-2020 berada di angka Rp118 miliar, merupakan angka terendah sejak kuartal I-2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: