Siapa yang tidak bahagia melihat halaman rumahnya terlihat indah dengan jejeran tanaman yang menghiasi? Tanaman hias seperti aglonema, monstera, sansiviera dan sederet nama yang saat ini sedang happening di kalangan pecintanya. Jumlah penggemar tanaman hias di Indonesia pun terus bertambah, terutama di masa pandemi COVID-19, dimana masyarakat memiliki lebih banyak waktu untuk bercocok tanam.
Bagi beberapa orang, mengembangkan tanaman hias bukan lagi sekadar hobi tetapi sudah menjadi peluang bisnis. Pangsa pasar tanaman hias di dalam maupun luar negeri mengalami tren peningkatan. Di era new normal, penggemar tanaman hias meningkat seiring dengan penerapan kebijakan pembatasan kegiatan berkumpul di luar rumah.
Baca Juga: SIG Manfaatkan Lahan Green Belt untuk Budidaya Tanaman Buah
Melihat peluang ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meyakinkan jajarannya untuk menjadikan tanaman hias sebagai komoditas ekspor yang kompetitif.
“Suatu kebanggan kita yang ditunjang dengan kondisi negara tropis dan bermuara pada sub tropis memudahkan untuk berkreasi dan berkarya lebih baik. Tanaman hias sangat berpotensi dikembangkan salah satunya untuk agro wisata saat ini, terlebih Indonesia kaya dengan berbagai varietas tanaman hias,” ujarnya dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis (29/10/2020).
Peluang bisnis ini ditangkap oleh 3 Siswa/i SMKPP Negeri Banjarbaru. Adalah Muhammad Kurniawan, Eva Oktapiyani dan Nur Yohaniz Miskiah yang membentuk kelompok usaha tanaman hias dengan nama KUMIVA dengan bantuan modal usaha dari program PWMP.
Nur Yohaniz Miskiah menjelaskan alasan KUMIVA memilih usaha tanaman hias karena Tanaman hias sebagian besar diminati oleh wanita khususnya ibu-ibu, tanaman hias sangat cocok untuk dekorasi rumah. Selain tanamannya yg cantik, tanaman hias memiliki nilai jual yang tinggi. Semakin langka tanaman hias tersebut semakin tinggi harga jualnya.
"Sangat berpeluang besar bagi kami untuk terus memproduksi tanaman hias karena pasarnya semakin luas," jelasnya.
Tak hanya fokus pada budidaya tanaman hias, mereka pun memiliki produk utama yaitu kokedama. "Kami senang menciptakan kreativitas pada tanaman hias. kokedama ini sangat menguntungkan bagi kami, dari segi penampilan produk yang membuat lebih menarik dan menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi. Saat ini kami telah berhasil mengantongi penghasilan lebih dari 5 juta. Untuk pemasaran, produk KUMIVA telah menjangkau wilayah banjarbaru, martapura, pelaihari, dan paling jauh daerah kab balangan," ujar siswa kelas 11 ini.
SMK PP Negeri Banjarbaru merupakan sekolah vokasi yang fokus untuk mencetak generasi milenial pertanian yang maju, mandiri dan modern. Kompetensi keahlian yang dimiliki sekolah ini antara lain agribisnis tanaman perkebunan, agribisnis tanaman pangan dan hortikultura serta agribisnis pengolahan hasil pertanian.
Untuk itu, sangat tepat rasanya bila program yang berkaitan dengan regenerasi petani seperti YESS dan PWMP memilih siswa/i SMKPP Negeri Banjarbaru untuk menjadi target sasarannya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi selalu menghimbau kepada generasi milenial untuk cermat melihat peluang dan memanfaatkan peluang tersebut menjadi ladang penghasilan.
Pemerintah dalam hal ini Kementan selalui siap untuk mendampingi dan memfasilitasi generasi milenial yang ingin sukses menggali dan mengelola sektor pertanian.
"Kami punya program Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian atau PWMP dan program YESS yang keduanya bertujuan untuk mewujudkan regenerasi petani. Asal ada kemauan pasti akan ada jalan," tegas Dedi.
Ia pun mengatakan ada dua kunci utama dalam pelaksanaan program YESS. Pertama program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjadi agen pembangunan pertanian. Kedua, sasaran dari program YESS yakni pemuda/i harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu sampai hilir.
"Semoga dengan banyaknya program yang dilakukan oleh Kementan, regenerasi petani akan cepat terwujud", harap Dedi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: