Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Senggol Erdogan, Macron Akui Imperial Turki Ganggu Stabilitas

Senggol Erdogan, Macron Akui Imperial Turki Ganggu Stabilitas Kredit Foto: Antara/Olivier Matthys
Warta Ekonomi, Paris -

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan apa yang dia sebut sebagai kebijakan imperial Turki, yang telah mengganggu stabilitas di kawasan. Macron menuturkan, ketegangan antara Turki dengan Prancis atau Yunani dapat diredakan jika Ankara menunjukkan rasa hormat kepada sekutunya di NATO tersebut.

Macron menuduh Turki menunjukkan sikap berperang terhadap sekutunya di NATO dan mengecam apa yang dia gambarkan sebagai kebijakan sangat agresif Ankara di Mediterania timur.

Baca Juga: Pakar Mancanegara Nilai Erdogan Berkontribusi pada Ekstremisme Islam

"Saya perhatikan bahwa Turki memiliki kecenderungan imperial di kawasan dan saya pikir kecenderungan imperial ini bukan hal yang baik untuk stabilitas kawasan, itu saja," ucap Macron, sembari mengutuk operasi militer Ankara di Suriah dan keengganannya. untuk mematuhi embargo senjata terkait Libya.

"Prancis ingin ketegangan ini mereda dan ini hanya mungkin jika Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menghormati Prancis, menghormati Uni Eropa, menghormati nilai-nilainya, tidak berbohong dan tidak mengucapkan kata-kata penghinaan," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (1/11/2020).

Ketegangan antara Turki dan Prancis meningkat tajam pada pekan lalu. Ketegangan ini disebabkan oleh pernyataan Erdogan yang menyebut Macron membutuhkan kesehatan mental, terkait dengan pernyataannya soal Islam.

Prancis yang marah kemudian memanggil pulang duta besar mereka di Ankara. Pemanggilan duta besar adalah bentuk protes paling tinggi dalam hubungan diplomatik, di bawah pemutusan hubungan. 

Sebelumnya, Macron mencoba meluruskan apa yang dia katakan sebagai kesalahpahaman tentang niat Prancis di dunia Muslim. Dia mengaku menghormati dan mengerti kemarahan umat Muslim, tapi dia menegaskan tetap tidak akan mentoleransi kekerasan dengan alasan apapun.

Dia mengatakan, Prancis tidak akan mundur dalam menghadapi kekerasan dan akan membela hak kebebasan berekspresi, termasuk penerbitan kartun Nabi Muhammad yang telah memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.

Namun, Macron menekankan bahwa tidak berarti dia atau para pejabatnya mendukung kartun-kartun itu atau bahwa Prancis sama sekali anti-Muslim.

"Jadi saya memahami dan menghormati bahwa orang dapat dikejutkan oleh kartun ini, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan kekerasan fisik atas kartun ini, dan saya akan selalu membela kebebasan di negara saya untuk menulis, berpikir, menggambar. Peran saya adalah menenangkan segalanya, itulah yang saya lakukan. Tetapi pada saat yang sama, melindungi hak-hak ini," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: