Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngamuk, Pendukung Trump Protes Tuntut Penghitungan Suara Dihentikan

Ngamuk, Pendukung Trump Protes Tuntut Penghitungan Suara Dihentikan Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tyrone Siu
Warta Ekonomi, Detroit -

Sejumlah pendukung Presiden Donald Trump berkumpul di luar ruang penghitungan suara di di Detroit, Michigan menyuarakan protes dan meneriakkan tuntutan agar penghitungan suara dihentikan pada Rabu (4/11/2020).

Diwartakan Reuters, sekira 30 pengamat, sebagian besar dari Partai Republik, dilarang memasuki ruang penghitungan suara oleh pejabat pemilihan dengan alasan pembatasan kapasitas terkait pandemi virus corona. Polisi kemudian dipanggil untuk memaksa mereka keluar.

Baca Juga: Fakta Baru Terungkap, Trump Jual Real Estat Miliknya Sebelum Pandemi Corona!

Namun, Banyak dari mereka yang dikeluarkan berdiri di depan aula tempat penghitungan suara memprotes dan menyanyikan "God Bless America". Kelompok kedua pengamat dari Partai Republik yang ditolak masuk berkumpul memuat lingkaran meneriakkan lagu "hentikan pemungutan suara" dan "hentikan penghitungan".

Calon Presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden diumumkan sebagai pemenang di Michigan dalam penghitungan suara beberapa media, termasuk CNN dan VOA.

Pidato Presiden Donald Trump yang menyebut Pilpres AS 2020 sebagai “penipuan besar” dan menuntut penghentian penghitungan suara telah menimbulkan reaksi dari berbagai pihak. Banyak yang menyebut pidato Trump itu 'berbahaya' dan menyerukan agar setiap suara yang masuk harus dihitung.

Aktivis yang menuntut agar penghitungan suara dilanjutkan tanpa hambatan berunjuk rasa di beberapa kota, termasuk Oakland, California, Atlanta, Detroit, dan Kota New York.

Ratusan pengunjuk rasa mengibarkan bendera Amerika dan tanda bertuliskan, "Hitung setiap suara, setiap suara dihitung," berdemonstrasi dengan damai di Washington Square Park setelah berbaris melalui pusat kota Manhattan.

“Sangat penting bagi kami untuk memastikan bahwa demokrasi kami dipertahankan,” kata Meira Harris, seorang mahasiswa pekerjaan sosial.

Polisi kota memposting gambar di media sosial tentang puing-puing kebakaran di Manhattan yang menurut mereka dilakukan oleh pengunjuk rasa. Mereka mengatakan setidaknya 20 orang ditangkap, dituduh memblokir lalu lintas, perilaku tidak tertib dan pelanggaran serupa.

Pejabat AS mengatakan bahwa mereka telah mengawasi milisi sayap kanan, khawatir bahwa tuduhan penipuan suara Trump dapat membawa kelompok bersenjata berat turun ke jalan. Sejauh ini, kelompok-kelompok itu tampaknya tidak terlalu terlihat.

Saat ini Biden memimpin dengan mengantongi 253 suara elektora; berbanding 213 yang dimiliki Trump. Kedua capres berlomba mencapai 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangi Pilpres AS 2020 dan duduk di ruang oval Gedung Putih sebagai Presiden baru AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: