Kisah Orang Terkaya: Stefan Persson, Sosok Besar di Balik Kesuksesan H&M
Pada tahun 1982, usai Stefan Persson lulus kuliah dari Universitas Stockholm, ayahnya pun memutuskan untuk pensiun dan membuat perusahaan diambil alih oleh Stefan Persson. Ia pun menjadi direktur pelaksana dan CEO H&M ketika ayahnya menjadi ketua dewan.
Sejak itu, Stefan Persson yang memiliki visi misi besar pada H&M membawa perusahaannya makin mendunia. Toko-toko pun mulai dibuka di Jerman, Prancis, Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, Turki, Korea Selatan, Singapura, Thailand hingga Indonesia.
Padahal, pada awalnya banyak pihak yang ragu apakah Stefan Persson bisa memimpin H&M, meningat saat itu ia baru berusia 32 tahun. Tetapi hasilnya bisa dilihat sendiri saat ini.
Pada akhir 1990-an, H&M pun telah menjadi rantai pakaian ritel terbesar di Eropa. Seiring pertumbuhannya, H&M membangun reputasinya pada mode dengan desain trendi yang sangat mahal dengan daya tarik yang luas. Hal ini karena, semua desainnya dibuat oleh desainer rumahan.
Konsep mereka dengan cepat diubah menjadi garmen pasar massal melalui jaringan pabrikan di negara-negara seperti Turki, Bangladesh, dan Cina. Persson menyadari potensi bisnis dan mode global; akibatnya, H&M tidak mengubah desain garmen untuk pasar nasional atau regional tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: