Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gatot Nggak Datang ke Istana: Jaga Jarak ke Jokowi atau Cari...

Gatot Nggak Datang ke Istana: Jaga Jarak ke Jokowi atau Cari... Gatot Nurmantyo | Kredit Foto: Dok. we
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Panglima TNI Jenderal Purn Gatot Nurmantyo tidak memenuhi undangan negara untuk menerima penghargaan tanda jasa Bintang Mahaputra di Istana Negara, Rabu 11 November 2020.

Ketidakhadiran pria kelahiran Tegal, Jawa Tengah 13 Maret 1960 itu pun menuai tanda tanya. Baca Juga: Gatot Absen Penganugerahan Bintang Mahaputera, Deklarator KAMI Puji Habis

Pasalnya, Gatot Nurmantyo merupakan salah satu Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) alias pihak yang selama ini dikesankan berseberangan dengan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Baca Juga: Rekam Jejak Gatot Nurmantyo yang Akan Terima Bintang Mahaputra: 36 Tahun Jadi TNI

Apalagi sebelumnya beberapa aktivis KAMI seperti Syahganda Nainggolan dan Jumhur Hidayat pun masih ditahan Kepolisian.

Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani pun sempat mau "diangkut" aparat kepolisian dari kantornya, Jalan Matraman Raya Nomor 64 sekitar pukul 19.30 WIB Senin 19 Oktober 2020.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin  dan Direktur Eksekutif Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Kunto Adi Wibowo memiliki pendapat mengenai ketidakhadiran Gatot Nurmantyo (GN) di acara penganugerahan Bintang Mahaputra hari ini.

"Itu hak GN. Dan kita semua harus menghargai keputusan tersebut. Mungkin saja GN kecewa atas jalannya pemerintahan saat ini," ujar Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Rabu 11 November 2020.

Ujang menambahkan, mungkin juga Gatot sedang mengikuti arah angin dan ingin bersama rakyat. Kata Ujang, rakyat saat ini banyak yang kecewa terhadap pemerintah. "Nah GN sedang menyamakan frekuensi dan chemistry dengan rakyat," ujar Ujang Komarudin yang juga sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.

Selain itu, kata Ujang, bisa juga Gatot ingin meraih simpati publik. Dia menuturkan, Gatot tahu rakyat banyak yang tak suka dengan kinerja pemerintah. Kalau menerima pemberian penghargaan dari pemerintah akan dianggap bermain mata dengan pemerintah.

"Tapi apa pun alasan Gatot Nurmantyo seperti yang ada dalam suratnya itu. Itu akan menjadi simbol bahwa Gatot tetap akan ada di barisan oposisi bersama rakyat. Itu pilihan politik," kata Ujang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: