Menggali Rencana Ambisius Joe Biden buat Atasi Perubahan Iklim
Target temperatur global 'dalam jangkauan'
Perjanjian Paris bertujuan menjaga kenaikan temperatur global "jauh di bawah" 2,0C, namun pada 2018 para saintis PBB mengklarifikasi bahwa menekannya sampai 1,5C akan membuat banyak perbedaan.
Target 1,5C itu dapat mencegah negara-negara kepulauan kecil tenggelam ditelan gelombang, ia bisa memastikan jutaan orang terhindar dari bencana akibat cuaca ekstrem, ia bisa mengecilkan peluang semua es di Arktik meleleh pada musim panas.
Para ilmuwan berkata tujuan Biden mencapai emisi net nol pada pertengahan abad bisa berdampak signifikan pada target 1,5C.
"Dengan pemilihan Biden, China, AS, UE, Jepang, Korea Selatan - dua pertiga ekonomi dunia dan [sumber] lebih dari 50% emisi gas rumah kaca dunia - akan punya [komitmen untuk mencapai] net-nol emisi gas rumah kaca pada pertengahan abad ini," kata Bill Hare, bagian dari Climate Action Tracker, yang memantau rencana pemangkasan karbon negara-negara di dunia.
"Ini bisa menjadi titik balik historis."
Untuk pertama kalinya, ini menempatkan batas 1,5C dalam Perjanjian Paris dalam jangkauan, ujarnya.
Perlu banyak kompromi
Seorang Demokrat akan duduk di Gedung Putih, namun partai Republik saat ini menguasai Senat AS dan sejauh ini menunjukkan keengganan untuk menghabiskan uang untuk menstimulasi ekonomi, meski di masa pandemi.
Posisi itu bisa berubah jika - seperti yang diramalkan beberapa orang - pemilihan putaran kedua di Georgia memberi Demokrat kendali atas Senat.
Tapi jika tidak, masih ada alasan bagi Presiden-terpilih Biden untuk percaya majelis tinggi mungkin terbuka pada sebagian rencana iklimnya.
Meskipun Presiden Trump telah mengambil pendekatan yang terang-terangan anti-iklim, retorika dari beberapa politikus Republik telah menghalus dalam dua tahun terakhir.
Telah ada preseden kooperasi yang bisa dijadikan contoh. Pada September, Demokrat dan Republik berkooperasi dalam RUU untuk memangkas penggunaan hidroflorokarbon (HFC), kelompok gas yang biasa digunakan sebagai refrigeran (pendingin).
Kelompok tersebut mencakup beberapa gas rumah kaca paling kuat yang diketahui sains.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: