Setelah disinvestasi, perseroan dapat mengalokasikan dana hasil penjualan dan belanja modal berulang ke divisi industri untuk memaksimalkan ROI.
Aset yang Tidak Pas
Perusahaan dapat memilih untuk melepas investasi aset tertentu dari perusahaan yang diakuisisi, terutama jika aset tersebut tidak sesuai dengan strategi keseluruhan. Misalnya, perusahaan yang berfokus pada operasi domestik dapat menjual divisi internasional dari perusahaan yang telah dibelinya, karena kompleksitas dan biaya integrasi.
Sebagai hasil dari disinvestasi, perusahaan yang mengakuisisi dapat mengurangi total biaya pembelian dan menentukan penggunaan yang optimal dari hasil tersebut, yang mungkin termasuk mengurangi hutang, menyimpan kas di neraca, atau melakukan investasi modal.
Politik dan Hukum
Sebuah organisasi juga dapat melakukan disinvestasi yaitu memutuskan untuk melepas kepemilikan yang tidak lagi sesuai dengan posisi sosial, lingkungan, atau filosofis mereka. Perusahaan yang dianggap monopoli mungkin secara hukum diharuskan melepaskan investasi kepemilikannya untuk memastikan persaingan yang sehat.
Contoh Disinvestasi
Disinvestasi bahan bakar fosil adalah contoh disinvestasi politik dan lingkungan yang paling menonjol. Pada tahun 2011, mahasiswa di kampus mulai menuntut yayasan endowment mereka yang merupakan beberapa dari institusi investor terkaya di dunia mulai melepaskan saham mereka di perusahaan bahan bakar fosil karena mereka adalah pencemar karbon utama.
Gerakan ini mencakup 37 negara dan telah menghasilkan divestasi aset senilai USD6,2 triliun, menurut laporan Arabella Advisors pada September 2018. Seribu investor institusi, termasuk perusahaan asuransi, sovereign wealth fund, dan dana pensiun, telah berkomitmen melepas aset yang terkait dengan bahan bakar fosil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: