Disinvestasi adalah tindakan yang menjual atau melikuidasi aset atau anak perusahaan. Tanpa penjualan aset, disinvestasi juga mengacu pada pengurangan belanja modal yang dapat memfasilitasi alokasi ulang sumber daya ke area yang lebih produktif dalam perusahaan atau proyek yang didanai pemerintah.
Dilansir dari Investopedia di Jakarta, Jumat (20/11/2020) tujuan utama disinvestasi adalah untuk memaksimalkan laba atas investasi yang terkait dengan barang modal, tenaga kerja, dan infrastruktur.
Baca Juga: Apa Itu Dinar Emas?
Disinvestasi dimotivasi oleh pengoptimalan sumber daya untuk memberikan hasil yang maksimal. Untuk mencapai tujuan ini, disinvestasi dapat berupa penjualan, spin-off, atau pengurangan belanja modal. Disinvestasi juga dapat dilakukan karena alasan politik atau hukum.
Divestasi juga dapat dimotivasi atas pengambilan keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan dengan cara divestasi, yaitu menjual bisnis. Selain itu, harga dari aset tersebut sedang tinggi atau mengalami kenaikan yang cukup signifikan, bahkan lebih dari harga pasar ketimbang harga aset sebelumnya.
Jenis Disinvestasi
Komoditisasi dan Segmentasi
Dalam pasar untuk barang-barang yang dikomoditisasi, sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi segmen produk yang memberikan profitabilitas lebih tinggi daripada yang lain, sementara pengeluaran, sumber daya, dan infrastruktur yang diperlukan untuk manufaktur tetap sama untuk kedua produk tersebut.
Misalnya, sebuah perusahaan dapat menentukan bahwa divisi alat industrinya tumbuh lebih cepat dan menghasilkan margin keuntungan yang lebih tinggi daripada divisi alat konsumennya. Jika perbedaan profitabilitas kedua divisi cukup besar, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mendisinvestasi atau menjual divisi konsumen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: