Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Equitas Global Temukan Praktik Kandang Telur Baterai Berisiko di Indonesia

Equitas Global Temukan Praktik Kandang Telur Baterai Berisiko di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi pandemi global saat ini menguatkan isu keamanan dan ketersediaan pangan di seluruh negara. Guna mencegah potensi munculnya pandemi baru sekaligus memastikan semua konsumen dapat memiliki akses pangan aman, praktik bisnis berkelanjutan harus diaplikasikan dan diperhatikan dalam produksi bahan pangan pokok. Salah satu bahan pangan pokok yang menyediakan kandungan protein hewani dan cukup terjangkau secara jangkauan harga bagi mayoritas konsumen Indonesia adalah telur

Di Indonesia dikenal tiga tipe telur yang diproduksi secara ternak dan industri untuk konsumsi harian, yakni: telur ayam ternak, telur ayam desa, dan telur bebek. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia di tahun 2019, produksi telur ayam ternak dan desa berada di angka 4.753.382,00 dan diprediksikan akan terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk serta peningkatkan status sosial ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Daging Ayam Hingga Telur Pemicu Deflasi September

Sayangnya, produksi telur ayam ternak di Indonesia cukup berisiko. Sebuah hasil investigasi dari LSM internasional, Equitas Global, sebuah organisasi perlindungan konsumen dan kesejahteraan hewan telah menemukan adanya praktik bisnis yang berisiko memunculkan pandemi baru lewat praktik kandang telur baterai. Praktik bisnis tersebut menjadikan ternak ayam petelur tinggal di dalam kandang yang sangat sesak dan sempit hingga kesulitan untuk bergerak hingga menimbulkan kecacatan.  

Hasil investigasi LSM internasional ini menemukan terdapat sejumlah pemasok telur di Indonesia yang memasok telur ayam bagi salah satu pemain ritel ternama di Indonesia, di bawah perusahaan global Ahold Delhaize. Praktik kandang telur baterai bahkan menjadikan kotoran ayam menumpuk dan burung-burung liar beterbangan, sehingga sangat berisiko memunculkan penyebaran mutasi flu burung. 

Bonnie Tang, campaign manager dari Equitas, menyebutkan, data dari United Nations Environment Programme (UNEP) memperlihatkan tiga dari empat penyakit menular baru pada manusia adalah zoonosis, yang berasal dari hewan liar namun dapat menyebar dan menular ke hewan ternak dalam industri. Peternakan kandang baterai yang mengurung hewan, seperti halnya temuan investigasi kami pada salah satu Supermarket Indonesia tentunya meningkatkan munculnya risiko epidemi zoonosis seperti flu burung dan kontaminasi salmonella.

"Hal ini sangat ironis mengingat saat ini dunia tengah berjuang melawan pandemi yang disebabkan oleh penyimpangan dan kelalaian keamanan produksi pangan," ujar Bonnie, dalam keterangannya, Sabtu (21/11/2020).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: