Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman sedang menjadi buah bibir. Namanya melambung setelah mengambil sikap tegas dan mengeluarkan pernyataan keras terkait berbagai gerakan Front Pembela Islam (FPI) dan segala tingkah polah Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shihab.
Cerita bermula saat muncul polemik terkait video pencopotan baliho milik FPI oleh sejumlah orang berbaju loreng yang viral di medsos. Netizen menduga yang berbaju loreng itu TNI. Tapi, Puspen Mabes TNI membantah itu anggotanya.
Baca Juga: Ancam Bubarkan FPI, Anak Buah Habib Rizieq Nasihati TNI: Jangan Mau Diadu Domba
Mana yang benar? Kemudian muncul Dudung ke permukaan. Jenderal bintang dua itu memberikan jawaban lugas. Dengan penuh kesatria, dia menyatakan orang berbaju loreng yang mencopot baliho milik FPI itu adalah anak buahnya.
"Itu perintah saya," kata Dudung usai memimpin Apel Pasukan Pengamanan Pilkada 2020 yang dihadiri 15 ribu personel Kodam Jaya di Lapangan Monas, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Apel ini diikuti sejumlah kesatuan dari resimen marinir, infanteri, artileri medan, artileri pertahanan udara, dan kavaleri. Personel Satpol PP dan Polda Metro Jaya turut serta dalam apel gabungan ini. Hadir pula Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany. Kendaraan-kendaraan taktis milik TNI dan Polri ikuti dipamerkan. Mulai dari tank, empat panser anoa, belasan truk, serta puluhan motor trail terpajang di lapangan Monas.
Awalnya, Dudung bicara soal pengamanan Pilkada dan antisipasi penanganan banjir. Dia mulai menyinggung Rizieq saat wartawan menanyai sikapnya terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan bos FPI itu. Apa jawabnya? Dudung tak ragu mengkritik pernyataan Rizieq yang videonya viral saat ceramah dalam peringatan Maulid Nabi Muhamamad di Markas FPI, Petamburan, Jakarta.
Dia menyayangkan, Rizieq selaku ulama berkata kotor dalam peringatan Maulid Nabi termasuk menghina institusi TNI dan Polri.
"Saya prihatin dan tidak terima sebagai orang muslim," tegas Dudung duduk sambil mengutip ayat soal api neraka.
Setelah itu, Dudung mengonfirmasi orang-orang berbaju loreng yang terekam menurunkan baliho Rizieq, Kamis (19/11/2020). Dia membenarkan itu anak buahnya.
Kenapa perintah itu dikeluarkan? Kata dia, korps baju loreng turun tangan karena beberapa kali Satpol PP menurunkan, baliho itu dinaikkan kembali. Padahal, pasang baliho ada aturannya. Tempatnya sudah ditentukan. Pajak harus dibayar. Tidak bisa seenaknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo