Badan Restorasi Gambut (BRG) mengajak para pemuka agama untuk memaksimalkan peran masjid. Langkah itu untuk memberi edukasi dan mengubah perilaku masyarakat.
Pesan tersebut disampaikan Deputi Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi, dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri saat pembukaan kegiatan Sosialisasi Masjid Peduli Gambut di Desa Temeran, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau. Baca Juga: BRG Gunakan Data Indikasi Pembukaan Gambut untuk Peringatan Dini
Myrna menyadari upaya untuk merestorasi gambut perlu kerja sama semua pihak, termasuk tokoh agama dan pengurus masjid. Menurutnya pembakaran lahan gambut kerap dilakukan karena dianggap murah. Baca Juga: BRG Gunakan Data Indikasi Pembukaan Gambut untuk Peringatan Dini
"BRG bersama petani telah kembangkan pertanian ramah lingkungan, tanpa bakar di lahan gambut sebagai salah satu solusi permanen pencegahan kebakaran," ujar Myrna, dalam keterangan terulisnya, Selasa (24/11/2020).
Dalam pertemuan yang dihadiri takmir masjid dan da'i peduli gambut itu, Myrna mengajak masyarakat menjaga lingkungan gambut secara sukarela sebagai bagian dari ibadah. BRG sendiri, menurutnya telah menjalin kerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 2017.
Kerja sama itu diwujudkan dengan pelatihan untuk para dai, ustaz, guru agama, di kampung-kampung mengenai program Dai Peduli Gambut. Selanjutnya dilakukan pengenalan eco-masjid di desa-desa gambut.
"Masjid adalah pusat syiar agama Islam yang penting. Termasuk dakwah lingkungan," ucap Myrna.
Kepala Desa Temeran, Arifin menyambut baik kegiatan yang digagas BRG. Desanya juga mendapat dana bantuan dari BRG untuk pembuatan demplot pertanian tanpa bakar, Infrastruktur Pembasahan Gambut (IPG), dan bantuan ekonomi untuk kelompok masyarakat (pokmas).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: