Pegiat media sosial Denny Siregar menilai Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq dengan Pimpinan Nazi Adolf Hitler, ada persamaan.
Menurutnya, propaganda kedua tokoh itu memainkan propaganda yang sama. "Untuk revolusi butuh sebuah sosok orator ulung seperti Adolf Hitler. Sosok itu ada pada Habib Rizieq sekarang," ujarnya, dalam YouTube Cokro TV bertajuk "Pangdam Jaya Bukan Hancurkan Baliho, Tapi Hancurkan Simbol Perpecahan". seperti dikutip, Selasa (24/11/2020). Baca Juga: Denny Siregar Yakin Anies Baswedan Aman, Habib Rizieq yang Ditumbalkan
Lanjutnya, ia pun mengawali dengan membahas aksi Nazi. Menurutnya, kekuatan Nazi bisa membesar karena adanya propaganda yang sederhana dan mematikan dengan menyebarkan kebohongan terus menerus secara berulang sampai dianggap menjadi sebuah kebenaran. Baca Juga: Prestasi atau Sensasi? Seteru Nikita Mirzani-Habib Rizieq sampai ke Luar Negeri
Karena itu, ia pun mencermati propaganda ala Adolf Hitler yang menurutnya ada pada Habib Rizieq. "Coba perhatikan narasi yang beredar banyak di media sosial, kebencian pada China, bangkitnya PKI, ditindasnya Umat Islam di Indonesia yang mayoritas, adalah narasi bohong yang terus disebarkan untuk membangkitkan ketakutan dan kebencian yang nanti berujung pada revolusi besar," katanya.
Menurut dia, membangun revolusi dibubtuhkan tokoh yang mampu menerjemahkan propaganda yang dimainkan.
Dalam hal ini, ia mengatakan sosok tersebut ada pada Imam Besar FPI. "Untuk revolusi butuh sosok orator ulung seperti Hitler, seorang yang rasis yang dalam pikirannya cara berkuasa meski korbankan jiwa. Sosok itu ada pada Habib Rizieq sekarang, dan bumbu-bumbu yang ditambahkan bahwa ia adalah cucu nabi dan siapa pun menghina cucu nabi dia dibenci dan tak akan masuk surga," terangnya.
Sambungnya, ia juga menuding Habib Rizieq memainkan propaganda dengan narasi tentang kriminalisasi para ulama.
Ia menjelaskan salah satu usaha Habib Rizieq untuk menyebarluaskan propaganda adalah dengan menyebar baliho di mana-mana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil