Oleh karena itu, Anda harus melakukan diversifikasi secara menyeluruh, tidak hanya jenis perusahaan yang berbeda tetapi juga jenis industri yang berbeda. Semakin banyak saham di berbagai industri, semakin baik.
Penting juga untuk melakukan diversifikasi di antara kelas aset yang berbeda. Aset yang berbeda seperti obligasi dan saham tidak akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap kejadian buruk. Kombinasi kelas aset akan mengurangi sensitivitas portofolio terhadap perubahan pasar.
Secara umum, pasar obligasi dan ekuitas bergerak berlawanan arah, jadi jika portofolio Anda terdiversifikasi di kedua area, pergerakan yang tidak menyenangkan di satu area akan diimbangi dengan hasil positif di area lain.
Selain itu juga dari segi lokasi dan geografis, Diversifikasi juga berarti Anda harus mencari peluang investasi di luar batas geografis. Bagaimanapun, volatilitas di Indonesia mungkin tidak memengaruhi saham dan obligasi di Eropa, jadi berinvestasi di bagian dunia tersebut dapat meminimalkan dan mengimbangi risiko berinvestasi di dalam negeri.
Diversifikasi berdasarkan Kelas Aset
Manajer investasi dan investor sering mendiversifikasi investasi mereka di seluruh kelas aset dan menentukan persentase portofolio yang akan dialokasikan untuk masing-masing kelas aset. Kelas aset itu dapat meliputi:
- Saham ekuitas di perusahaan publik
- Obligasi yaitu instrumen hutang pendapatan tetap pemerintah dan perusahaan
- Real estat seperti tanah, gedung, sumber daya alam, pertanian, peternakan, dan air serta deposit mineral
- Dana yang diperdagangkan di bursa yakni keranjang sekuritas yang dapat dipasarkan yang mengikuti indeks, komoditas, atau sektor
- Komoditas atau barang dasar yang diperlukan untuk produksi produk atau jasa lain
- Uang tunai dan setara kas jangka pendek sebagai dana kas, sertifikat deposito, kendaraan pasar uang, dan investasi jangka pendek berisiko rendah lainnya.
Biasanya, para investor kemudian akan melakukan diversifikasi investasi dalam kelas aset, seperti dengan memilih saham dari berbagai sektor yang cenderung memiliki korelasi return rendah, atau dengan memilih saham yang kapitalisasi pasar yang berbeda.
Untuk obligasi, investor dapat memilih dari obligasi korporasi tingkat investasi, obligasi negara bagian dan kota, obligasi dengan imbal hasil tinggi, dan lain sebagainya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: