Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: China Communications Construction Taipan Lain Asal Tiongkok yang Mendunia

Kisah Perusahaan Raksasa: China Communications Construction Taipan Lain Asal Tiongkok yang Mendunia China Communications Construction Company (CCCC). | Kredit Foto: Colombo Gazette
Warta Ekonomi, Jakarta -

China Communications Construction Company (CCCC) adalah perusahaan konstruksi dan teknik berskala multinasional yang dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah Republik Rakyat China. Ia utamanya bergerak dalam desain, konstruks, dan pengoperasian aset infrastruktur, termasuk jalan raya, jembatan, terowongan, kereta api dan lain sebagainya.

CCCC telah menjadi kekuatan baru dalam sektor konstruksi dunia. Perusahaan milik China ini pada 2020 masuk ke urutan 78 dunia dalam daftar perusahaan rakasasa dunia Fortune Global 500. DI tahun ini, keuangan CCCC cukup moncer dengan adanya peningkatan 7,9 persen dalam pendapatan pertahun yakni dari 88,14 miliar dolar di 2019 menjadi 95,09 miliar dolar AS.

Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Gurita Bisnis General Electric Mampu Pertahankan Pamornya di Dunia

Namun sayang, bukannya semakin untuk, perusahaan justru merugi 15,9 persen menjadi 1,33 miliar dolar. Tapi tenang, perusahaan masih kuat dalam dua aspek yaitu aset dan total ekuitas sahamnya yang masing-masing bernilai 232,05 miliar dolar dan 18,35 miliar dolar.

Hasil gemilang CCCC nyatanya tak lepas dari perjalanan panjang yang ia miliki. Perusahaan yang dikatakan masih baru ini cukup menjanjikan di pasar dunia. Tak heran banyak keuntungan didapat selama perjalanannya dari perusahaan lokal menuju global.

Pada Senin (30/11/2020) kali ini, dalam artikel perusahaan raksasa Warta Ekonomi, akan diulas kisah tersebut dalam artikel berikut ini.

Perusahaan ini resmi dibentuk pada 2005 melalui penggabungan China Road and Bridge Corporation (CRBC) dan China Harbour Engineering Company (CHEC), yang masing-masing fokus pada infrastruktur transportasi dan infrastruktur kelautan. Raksasa CCCC diprakarsai dan didirikan oleh China Communications Construction Group (CCCG). Ia berdiri tepat pada 8 Oktober 2006. Pada tahun 2006, perusahaan mencatatkan saham di Bursa Efek Hong Kong, diikuti dengan pencatatan di Bursa Efek Shanghai pada tahun 2012.

Saham H-nya tercatat di Papan Utama Saham Hong Kong Bursa dengan kode saham 1800.HK pada tanggal 15 Desember 2006. Perseroan (termasuk semua anak perusahaannya kecuali jika isinya mensyaratkan lain) adalah grup infrastruktur transportasi besar milik negara pertama yang memasuki pasar modal luar negeri. 

Perusahaan ini memiliki banyak anak perusahaan termasuk John Holland Group, yang merupakan perusahaan konstruksi berbasis di Australia yang berfokus pada infrastruktur, dan Friede & Goldman, yang merancang kapal lepas pantai untuk industri minyak dan gas.

Pada tahun 2009, Grup Bank Dunia mencekal CCCC selama delapan tahun karena penipuan dalam proyek jalan raya di Filipina. Pada tahun itu, perusahaan tersebut diduga mentransfer 19 juta dolar kepada Teodorin Obiang, putra Presiden Equitorial Guinea, menurut kasus penyitaan aset AS tahun 2013.

Pada 31 Desember 2009, CCCC memiliki 112.719 karyawan dan total aset 267.900 juta yuan (sesuai dengan PRC GAAP). Di antara 127 perusahaan pusat yang diatur oleh SASAC, CCCC menduduki peringkat ke-12 dalam pendapatan dan laba ke-14 untuk tahun ini.

Pada tahun 2010, salah satu anak perusahaan CCCC, China Habour Engineering Company, memenangkan kontrak untuk membangun Pelabuhan Magampura Mahinda Rajapaksa. Pada tahun 2018, Bangladesh melarang China Harbour Engineering Company, anak perusahaan CCCC, setelah mencoba melakukan korupsi untuk memenangkan tender jalan raya. 

CCCC aktif dalam proyek pengerukan di daerah sengketa di Laut China Selatan, pembangunan jalan raya di Xinjiang, dan membangun instalasi logistik angkatan laut di Pelabuhan Gwadar. Pada Agustus 2020, Biro Industri dan Keamanan menempatkan beberapa anak perusahaan CCCC pada Daftar Entitas untuk pekerjaan konstruksi mereka guna memiliterisasi pulau-pulau buatan di Laut China Selatan.

Pada bulan yang sama, Departemen Pertahanan Amerika Serikat merilis nama-nama tambahan “perusahaan militer Komunis Tiongkok” yang beroperasi secara langsung atau tidak langsung di Amerika Serikat. CCCC dimasukkan dalam daftar. 

Pada November 2020, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang perusahaan atau individu Amerika memiliki saham di perusahaan, termasuk CCCC, yang oleh Departemen Pertahanan AS telah terdaftar sebagai memiliki hubungan dengan Tentara Pembebasan Rakyat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: