- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Perusahaan Telko Milik Sandiaga dan Edwin Soeryadjaya Kantongi Dana Segar Rp750 M
Perusahaan milik Edwin Soeryadjaya dan Sandiaga Uno, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2020 (Obligasi TBIG IV Tahap II). Obligasi TBIG IV Tahap II akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Desember 2020.
Total penerbitan Obligasi TBIG IV Tahap II sebesar Rp750 miliar yang terdiri dari Rp295 miliar pada tingkat bunga tetap 5,75% untuk tenor 370 hari dan Rp455 miliar pada tingkat bunga tetap 7,25% untuk tenor 3 tahun. Bunga untuk obligasi ini akan dibayarkan setiap kuartal.
Obligasi TBIG IV Tahap II adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG. Penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari Entitas Anak Perseroan, khususnya Fasilitas Pinjaman Revolving US$375 juta dari Credit Facilities yang ada.
Baca Juga: Perusahaan Milik Sandiaga Malang Bukan Kepalang, Hampir Rp6 Triliun Keuntungan Melayang!
Chief Financial Offricer Tower Bersama, Helmy Yusman Santoso, mengatakan bahwa Fitch Ratings Indonesia telah menaikkan Peringkat Nasional Jangka Panjang TBIG ke AA+(idn) dengan outlook stabil. Hal ini sejalan dengan Fitch Internasional yang menaikkan peringkat ke investment grade BBB- untuk Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing TBIG.
“Kami terus memiliki visibilitas arus kas yang kuat dan pertumbuhan yang kuat. Obligasi TBIG IV Tahap II adalah penerbitan ketiga kami di pasar obligasi Rupiah tahun ini, dan dengan harga terendah. Kami berharap dapat terus mengakses pasar obligasi Rupiah seiring dengan pertumbuhan bisnis kami," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (2/12/2020).
Baca Juga: Nasib Perusahaan Milik Sandiaga dan Rosan Roeslani: Ibarat Jatuh di Lubang yang Sama!
Adapun, per 30 September 2020, total pinjaman (debt) Perseroan, jika pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp22,4 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp10,2 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp574 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp21.833 miliar dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Perseroan menjadi Rp9.625 miliar. Menggunakan EBITDA triwulan ketiga 2020 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 2,04x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,63x, dibawah ketentuan surat utang kami yang mensyaratkan rasio total pinjaman (diukur dengan menggunakan kurs lindung nilai) terhadap EBITDA kuartal terakhir yang
disetahunkan untuk tidak lebih dari 6.25x.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri